Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan akan mengevaluasi tata ruang di kawasan Puncak, Bogor, bersama pemerintah pusat. Ia menyatakan bakal mengunjungi langsung kawasan Puncak bersama Menteri Lingkungan Hidup pada Kamis besok, sebelum mengevaluasi tata ruang kawasan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Cerita Warga Vila Nusa Indah Membersihkan Sisa Banjir Bekasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Besok kami akan ke sana ke Bogor, saya besok dengan Menteri Lingkungan Hidup,” kata Dedi di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Rabu, 5 Maret 2025.
Dedi mengatakan ada dua fokus evaluasi yang akan dilakukannya untuk kawasan Puncak. Pertama pada perubahan tata ruang di Kawasan Puncak. Dedi mencontohkan salah satu kawasan yang terdapat perubahan fungsi tata ruang berada di Perkebunan Gunung Mas.
“Misalnya perkebunan Gunung Mas ada 1.600 hektare yang mengalami perubahan peruntukan di rencana kerja PTPN. Berubah dari perkebunan menjadi agrowisata, itu yang pertama,” kata dia.
Dedi mengatakan, evaluasi selanjutnya pada daerah aliran sungai yang berada di Kawasan Puncak. “Kan di hilirnya banyak pembangunan perumahan, permukiman, dan berbagai kawasan. Dan itu kan banyak yang membuang limbah batu, limbah tanah urukan ke sungai. Sehingga kemarin (banjir) Cijayanti itu naik karena itu,” kata dia.
Dedi mengatakan evaluasi tersebut akan dibawanya untuk dibahas bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR). Ia mengaku sudah menjadwalkan pertemuan dengan Menteri ATR/Kepala BPN pada pekan depan. “Jadi nanti ada perubahan tata ruang di Jawa Barat,” kata dia.
Dedi mengatasnamakan pemerintah Jawa Barat meminta maaf atas bencana banjir bah yang terjadi pekan lalu di Bogor. “Saya minta maaf sebagai pemerintah provinsi Jawa Barat karena pemerintah Jawa Barat melalui BUMD yang bernama Jaswita itu buka area wisata di kawasan perkebunan itu, dan itu yang kemarin menjadi keriuhan di masyarkaat karena ada beberapa bangunan liar, bangunan roboh, dan masuk sungai,” kata dia.
Dedi menyatakan akan menutup usaha Jaswita di perkebunan tersebut jika evaluasinya menyimpulkan terjadi pelanggaran aturan. “Kami bongkar pak kalau memang itu melanggar aturan,” kata dia.