Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Dedi Mulyadi Larang Warga Minta Sumbangan di Jalan

Dedi Mulyadi melarang warga meminta sumbangan pembangunan rumah ibadah di jalan, karena membuat kemacetan.

10 April 2025 | 12.30 WIB

Gelas plastik bekas menjadi wadah untuk meminta sumbangan oleh seorang anak korban banjir Ciujung  di jalan Tol Jakarta Merak Km 57, Kabupaten Serang, Banten (22/1). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Perbesar
Gelas plastik bekas menjadi wadah untuk meminta sumbangan oleh seorang anak korban banjir Ciujung di jalan Tol Jakarta Merak Km 57, Kabupaten Serang, Banten (22/1). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang praktik penggalanan dana di jalan raya, khsusunya yang mengatasnamakan pembangunan rumah ibadah. “Setiap hari bikin macet jalan, katanya untuk pembangunan masjid. Mulai hari ini saya hentikan. Tidak boleh lagi minta-minta di jalan,” kata Dedi dikutip dari keterangan resminya pada Kamis, 10 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dedi Mulyadi menyampaikan larangan tersebut di tengah kunjungannya di Kampung Cikulu, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Kamis, 10 April 2025. Ia mengomentari penggalangan dana untuk pembangunan Masjid Al-Abror di desa  yang dikunjunginya tersebut karena dilakukan di tengah jalan.

Ia mengatakan kegiatan meminta sumbangan di jalan menyebabkan kemacetan dan berpotensi menciptakan trauma bagi pengguna jalan. Dedi Mulyadi kemudian memberikan sumbangan sebesar Rp 30 juta yang diklaimnya berasal dari kocek pribadinya agar praktik penggalangan dana untuk pembangunan masjid tersebut bisa dihentikan dan masjid bisa dibangun lebih cepat. 

“Sekarang saya hanya minta satu kepada para warga, bersihkan sungai di kampung ini sebagai imbalan, bersihkan semua," kata Dedi Mulyadi. 

Dedi Mulyadi mengatakan pembangunan rumah ibadah seharusnya dilakukan secara tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum. Ia meminta masyarakat agar mencari cara yang lebih bijak dan terorganisir untuk menggalang dana. 

Ia juga menyoroti persoalan sampah yang mengotori sungai di Desa Cisande yang dinilainya merusak lingkungan. “Buang sampah ke sungai itu dosa. Tapi mungut sampah, itu ibadah, tolong sampaikan itu nanti di mimbar masjid ini," kata Dedi Mulyadi. 

Dedi Mulyadi mengajak warga Jawa Barat untuk dapat menjadi bagian dari solusi terhadap persoalan lingkungan dan sosial. “Pokoknya orang Sukabumi, orang Jawa Barat harus jadi teladan. Jaga lingkungan, jaga ketertiban,” kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus