Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kongres Pemuda II yang berlangsung pada 27-28 Oktober 1928 tidak hanya dihadiri oleh laki-laki saja. Sejarah mencatat dalam kongres yang melahirkan Sumpah Pemuda itu turut dihadiri sepuluh perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari historia.id, terdapat 750 orang yang mengikuti Kongres Pemuda II namun hanya 75 yang tercatat. Sementara dari sepuluh perempuan yang hadir, hanya tujuh yang dapat ditelusuri profilnya.
Para perempuan yang hadir dalam Kongres Pemuda II ini merupakan sosok yang aktif dalam pergerakan. Berikut tokoh-tokoh perempuan di balik lahirnya Sumpah Pemuda.
Poernomowulan
Poernomowulan merupakan tokoh pendidikan yang membacakan prasarannya tentang pendidikan. Dari kesaksian Wage Rudolf Supratman, bersama Sarmidi Mangunsarkoro dalam kongres tersebut, ia aktif juga dalam Jong Java.
Siti Sundari
Ia adik dari dr. Sutomo. Siti aktif dalam gerakan dan menerbitkan Wanita Sworo, yakni majalah berbahasa dan aksara Jawa yang terbit di Pacitan pada 1912.
Emma Poeradiredja
Tokoh perempuan yang satu ini merupakan pendiri Istri Pasundan (PASI). Ia aktif dalam gerakan Jong Java dan Jong Islaminten Bond. Emma terpilih sebagai Ketua Umum PASI selama sekitar 40 tahun karena keteguhan, dedikasi, dan perjuangan, hingga akhir hayatnya.
Suwarni Pringgodigdo
Ia dikenal sebagai pendiri gerakan Istri Sedar. Pasca-Indonesia merdeka, ia menjadi anggota DPR.
Johanna Masdani Tumbuan
Ketika Kongres Pemuda, ia berusia 18 tahun. Ia kemudian aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Ia menerima beberapa penghargaan dari era Soekarno hingga Habibie, yakni medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia (1953), Bintang Satya Gerilya (1958), Bintang Satya Lencana Penegak (1967), Bintang Mahaputera Utama (1998), dan beberapa penghargaan lain.
Dien Pantouw
Ia merupakan istri dari Sunario Sastrowardoyo. Keduanya pertama kali bertemu saat Kongres Pemuda II dan beberapa waktu setelah saling berkirim surat sampai akhirnya menikah.
Suyatin Kartowijono
Suyatin sejatinya tidak hadir dalam Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda karena sedang berada di Yogyakarta. Meski begitu, ia tetap mengikuti jalannya sidang dari pemberitaan media massa dan kabar dari rekan-rekannya di Jakarta.
M. RIZQI AKBAR
Baca juga: