Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Di Palu,16 Orang Meninggal karena Konsumsi Miras Berlebihan

Sebanyak 16 orang meninggal karena berlebihan mengonsumsi minuman keras di Palu.

20 Desember 2018 | 03.03 WIB

Polsek Palmerah melakukan pemusnahan minuman keras dan narkotika jenis shabu-shabu, ganja, dan pil ektasi di Palmerah, Jakarta Barat, 14 Mei 2018. Miras dan narkotika tersebut adalah hasil razia cipta kondisi menjelang bulan suci Ramadan 2018. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Polsek Palmerah melakukan pemusnahan minuman keras dan narkotika jenis shabu-shabu, ganja, dan pil ektasi di Palmerah, Jakarta Barat, 14 Mei 2018. Miras dan narkotika tersebut adalah hasil razia cipta kondisi menjelang bulan suci Ramadan 2018. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 16 orang meninggal karena berlebihan mengonsumsi minuman keras di Palu. Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hery Murwono mengatakan, para korban berangsur datang ke Rumah Sakit Undata, Palu, Sulawesi Tengah sejak Ahad, 16 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dari kejadian tersebut 16 orang meninggal dunia akibat konsumsi minuman keras secara berlebihan," kata Hery saat dihubungi, Rabu malam, 19 Desember 2018.

Hery menuturkan, polisi mengumpulkan informasi alias pulbaket dari Rumah Sakit Undata pada Selasa, 18 Desember 2018 sekitar pukul 08.00 WITA. Dari operasi itu, 15 orang berobat ke Rumah Sakit Undata dan merasakan sakit di bagian perut.

Polisi memperoleh informasi dari Rumah Sakit Madani Palu bahwa tiga pasien juga mengeluhkan kondisi serupa. Artinya, total ada 18 orang mengonsumsi minuman keras berlebihan. "Dua orang masih dirawat," ujar Hery.

Sembilan orang meninggal dunia berasal dari Palu Utara adalah Abd. Rifai, Elman, Rusman, Labemba, Ardiansyah, Udin, Suarmin, Riadin, dan Ludin. Dari Palu Timur, menurut Hery, ada enam korban jiwa yaitu Dance, Tius, Samrizal, Fikrianto, dan Kadir. Satu orang lagi dari Palu Selatan bernama Febrianus.

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus