Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Dimasuki 2 wartawan

Sebagian warga desa wringinanom, malang mulai makan ganyong akibat musim kering dan hama, sehingga kawasan tersebut dinyatakan tertutup bagi orang luar terutama wartawan. (ds)

31 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPALA Desa Wringinanom, M. Djupri Karyoutomo, menurut Harian Suara Indonesia (Surabaya pertengahan Nopember lalu sudah menyaksikan sendiri beberapa orang warganya di Dukuh Kunci sudah mulai makan ganyong. Makanan ini adalah ampas dari sejenis umbi liar (seperti bunga kana). Memamah menu serupa itu sebenarnya tak mengherankan benar bagi penduduk di wilayah Kecamatan Poncokusumo (Malang) itu sejak beberapa waktu Ialu. Akibat musim kering dan hama, para warga desa telah mengalami kurang makan dan kurang gizi sehingga kawasan itu dinyatakan tertutup bagi orang luar, terutama wartawan. MenuI rut surat kabar tadi, sedikitnya 9 KK atau 6 jiwa warga Desa Wringinanom yang sudah mengganti makanannya. Tapi menurut pengecekan Pembantu TEMPO di Malang, jumlah warga itu sudah mencapai ratusan jiwa. Ikhwal penduduk desa itu rupanya menarik minat F.A. Perwadi staf redaksi Suara Inlonesia dan Bambang Soendjojo (koresponden harian tadi untuk Malang) untuk lebih tahu. Dan begitu kedua wartawan ini sampai di Wringinanom, langsung memasuki rumah Seman Benar saja keluarga Seman sedang menikmati makanan ganyong. Kedua wartawan itu pun sempat mencicipi. Namun di saat itulah muncul di rumah Seman. Soehadi dan Soeradi. Keduanya ternyata masing-masing carik dan kamituwo desa itu. Soeradi langsung merampas ganyong yang masih terhidang dan membuangnya ke belakang rumah. Saya Tangkap Itulah peemulaan kisah penahanan kedua wartawan tadi. Sebab kemudian keduanya terus dibawa ke rumah carik desa. berikut Semam Di hadapan petugas Koramil dan Kepolisian serta pamong desa lainnya, setelah berpidato berapi-api Soeradi menyatakan kedua wartawan tadi ditahan. "Karena daerah ini tertutup, maka saya tangkap dan selanjutnya saya serahkan kepada yang berwenang untuk mengusut lebih lanjut," ucap Soeradi dengan bersemangat. Kamituwo ini juga menyebut-nyebut berita yang pernah dimuat Suara Indonesia tentang adanya beberapa penduduk yang makan ganyong itu sebagai hal yang tak pantas dan memalukan desa. Karena di tempat tahanan kepolisian Poncokusumo penuh, maka bersama Seman kedua orang tadi dititipkan di kantor Koramil setempat. Besoknya, setelah dihadapkan kepada Letkol R. Soejono, Kepala Sub Direktorat Sosial Politik Kabupaten Malang, baik kedua wartawan tadi maupun Seman dilepaskan begitu saja. Terhadap penduduk desa yang sudah sebulan lebih memakan ganyong itu sejak pertengahan Nopember lalu memang telah diberi bantuan beras oleh pihak LSD Wringinanom. Tiap jiwa mendapat 2 ons sehari, diberikan sekaligus untuk tiap 5 hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus