Bagaimana sebetulnya hubungan Anda dengan Kisman?
Saya kenal dia sudah lama. Saat itu, saya menjadi Presiden Komisaris Bursa Efek Jakarta, sedangkan dia masih menjadi wartawan Suara Pembaruan.
Wartawan Harian Neraca, maksudnya?
Dia kan juga pernah menjadi wartawan Suara Pembaruan. Dia sering bolak-balik ke Bursa Efek Jakarta karena dia wartawan bursa. Dia seperti wartawan lain yang saya kenal. Saya kan orangnya terbuka. Banyak orang yang sering datang ke rumah. Kisman juga pernah datang ke tempat saya, tapi jarang sekali ketemu.
Benarkah Kisman menawarkan diri untuk menjaga rumah Anda dan Anda bersedia membayar Rp 50 juta per bulan?
Kalau dia yang menawarkan, itu memang betul. Waktu zamannya Gus Dur ribut-ribut dulu itu (DPR mengeluarkan memorandum I dan II, Februari-April 2001—Red.), memang banyak yang menjaga rumah saya. DPP Partai Amanat Nasional juga mengirimkan tenaga bantuan. Tapi, kalau soal uang, saya enggak ingat. Dari dulu, saya selalu memberi kalau ada yang minta uang. Dan banyak orang yang datang ke saya untuk itu.
Katanya, Kisman juga mendatangkan teman-temannya dari Ambon untuk menjaga Anda?
Saya enggak ngerti siapa saja mereka itu. Yang menjaga rumah saya itu campuran. Tapi, kalau dilihat dari wajahnya, sebagian besar bukan orang Ambon. Mereka itu adalah sukarelawan murni, enggak ada yang direkrut satu pun.
Benarkah saat itu ke mana-mana Anda dijaga oleh pengawal?
Betul. Mereka berasal dari pelbagai kalangan. Ada yang dari perguruan silat Tapak Suci, Merpati Putih, dan lain-lain. Tapi itu juga enggak lama. Waktu saya pulang, Juni silam, orang-orang itu sudah enggak ada lagi.
Menurut Kisman, untuk menghadapi para demonstran di rumah Anda yang sulit dikendalikan, ia lalu memesan bom?
Saya tidak pernah menyuruh atau membiayai pembuatan bom, baik oleh Kisman maupun orang lain. Saya juga tidak pernah melihat bom atau bahan peledak itu. Lagi pula demonstrasi ke rumah saya, seingat saya, cuma sekali. Itu pun tak lama, sekitar satu jam. Begitu selesai, langsung pergi. Setelah itu, enggak ada lagi. Kalau betul bom dibuat untuk keperluan itu, kenapa kok sampai sekarang masih ada? Kenapa enggak dibuang? Dari situ saja sudah enggak masuk akal, kan?
Anda tahu kalau Kisman memiliki bom atau memang merakit bom itu?
Enggak tahu. Saya enggak tahu-menahu tentang itu.
Kapan Anda bertemu dengan Kisman terakhir kali?
Awal April lalu, sebelum saya berangkat umrah dan menghadiri wisuda anak saya di Amerika. Jadi, sudah sekitar 8 bulan saya tak pernah bertemu dengan dia lagi. Saya lupa di mana bertemu dia waktu itu. Jadi, saya juga bingung, setelah berbulan-bulan tidak bertemu, kenapa kok dia jadi dikaitkan dengan saya. Padahal Kisman itu sering mendatangi tokoh lainnya, bukan hanya saya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini