Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

G30S: Ade Irma Suryani Meninggal Setelah 6 Hari Bertahan, 3 Peluru Bersarang di Tubuh Anak 5 Tahun Itu

Pada 6 Oktober 1965, Ade Irma Suryani meninggal usai 6 hari ditembak pasukan Cakrabirawa dalam G30S. Ini detik-detik ia berpulang. Di mana makamnya?

6 Oktober 2023 | 09.01 WIB

Makam Ade Irma Suryani Nasution di Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan - Foto dok. S, Dian Andryanto
Perbesar
Makam Ade Irma Suryani Nasution di Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan - Foto dok. S, Dian Andryanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mengacu ikpni.or.di, Ade Irma Suryani Nasution adalah putri bungsu Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution yang ditembak pasukan Cakrabirawa pada peristiwa G30S 1965.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Saat itu, Pasukan Cakrabirawa mengepung rumah AH Nasution di Menteng, Jakarta Pusat dan menghujaninya dengan peluru. Ade Irma Suryani yang kala itu digendong oleh tantenya, adik AH Nasution, tertembak dan terluka parah. Ia pun harus menahan luka tembakan selama 6 hari sampai akhirnya meninggal pada 6 Oktober 1965.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ayahanda Ade Irma masuk dalam daftar tujuh jenderal yang diburu pada malam 30 September 1965 untuk diculik dan dibunuh. Para jenderal ini dianggap menjadi bagian Dewan Jenderal dan menjadi musuh Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka juga dicurigai akan melakukan kudeta pada 5 Oktober 1965, tepat perayaan Hari Angkatan Bersenjata.

Dikutip dari buku John Hughes, The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild edisi ketiga, pada malam tersebut, AH Nasution dan sang istri, Johanna Sunarti sedang terjaga dari tidurnya karena diganggu oleh nyamuk. Mereka tidak mendengar para penjaga telah dibekuk pasukan Cakrabirawa.

Namun, Johanna mendengar suara pintu dibuka dengan paksa yang membuatnya langsung bangkit dari tempat tidur dan memeriksa. Saat membuka pintu kamar, ia melihat pasukan Cakrabirawa menodongkan senjata dengan posisi siap menembak. Ia pun menutup pintu dan berteriak memberitahu suaminya.

Kemudian, AH Nasution memeriksa dan ketika membuka pintu, pasukan Cakrabirawa menembakkan peluru ke arahnya. Namun, AH Nasution berhasil menghindar, sedangkan Johanna membanting dan mengunci pintu. Pasukan Cakrabirawa berusaha menghancurkan pintu kamar dengan menembak terus-menerus. Lalu, Johanna mendorong AH Nasution keluar melalui pintu lain dan berjalan di koridor ke pintu samping rumah. Namun, tembakan dari pasukan Cakrabirawa ke arah AH Nasution. Akibatnya, AH Nasution selamat dari upaya penculikan tersebut, meskipun pergelangan kakinya patah.

Ibu dan adik Nasution, Mardiah terbangun dengan ketakutan suara tembakan. Mardiah langsung membawa Ade Irma untuk mencoba lari ke tempat aman. Namun, ketika Mardiah berlari menggendong Ade Irma di pelukannya, kopral pasukan Cakrabirawa melepaskan tembakan ke arahnya melalui pintu.

Mardiah pun terluka di tangan, sedangkan Ade Irma tertembak tiga peluru di punggungnya. Johanna langsung menggendong sang putri dan menghubungi dokter dengan keadaan tetap tenang. 

Johanna kemudian membawa sang putri ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Ade Irma mengembuskan nafas terakhir 6 hari setelah kejadian tragedi G30S itu. Saat itu, Ade Irma baru berusia 5 tahun. Bahkan, dua bulan sebelum kejadian tersebut, ia baru memasuki pendidikan TK secara resmi. Akibat kejadian ini, nama TK tempat Ade Irma belajar pun diubah menjadi TK Ade Irma Suryani demi mengenang kepergiannya. 

Ade Irma Suryani dimakamkan di TPU Blok P, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lalu, pada 1997, pemakaman tersebut dialihfungsikan menjadi Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Namun, mantan gubernur Jakarta, Ali Sadikin dan B.J. Habibie menyampaikan kepada pemerintah agar makam Ade Irma tidak dipindah. Dengan demikian, makam Ade Irma Suryani menjadi satu-satunya Makam yang tidak direlokasi ketika pembangunan Kantor Walikota Jakarta Selatan.

RACHEL FARAHDIBA R | HENDRIK KHOIRUL MUHID

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus