Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Gempa Lombok, Tiang Lampu Bergoyang-goyang di RS Darurat Tanjung

Getaran gempa Lombok Utara cukup kuat, mobil yang parkir di RS Tanjung, maju mundur selama tiga menit.

20 Agustus 2018 | 01.04 WIB

RS Lapang (Darurat) Tanjung, Kabupaten Lombok Utara dibangun dari tenda peleton setelah gempa 5 Agustus 2018 merusak bangunan RS Tanjung [Dok: Dokter Agus Supriyadi].
Perbesar
RS Lapang (Darurat) Tanjung, Kabupaten Lombok Utara dibangun dari tenda peleton setelah gempa 5 Agustus 2018 merusak bangunan RS Tanjung [Dok: Dokter Agus Supriyadi].

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bunyi sirene dan lampu dipadamkan di Rumah Sakit Lapang (Darurat) Tanjung, Kabupaten Lombok Utara ketika terjadi gempa Lombok dengan kekuatan magnitudo 7,0 pada Minggu, 19 Agustus 2018 pukul 21.56 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Mobil  minibus yang sedang parkir maju mundur dan tiang lampu listrik bergoyang-goyang selama tiga menit,” kata Dr dr Agus Supriyadi SpOG, relawan yang bertugas di RS Lapang Tanjung kepada Tempo melalui sambungan telepon.

Agus menjelaskan gempa terjadi ketika dia dan tim kesehatan hendak masuk ke dalam tenda peleton.  Selama setengah jam,  ada delapan kali goyangan gempa. Hal ini membuat kepala menjadi pusing.

Ada 12 pasien dewasa dan 5 anak-anak yang dirawat di rumah sakit darurat yang terbuat dari tenda peleton. 

Rumah sakit lapangan ini dibangun oleh BNPB, setelah gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB pada 5 Agustus 2018,  menyebabkan RS Tanjung  retak dan tidak bisa dipakai lagi.

“Alhamdulillah semua pasien selamat dan aman,” kata Agus Supriyadi yang sehari-hari menjadi dokter kandungan dan kebidanan  di RS Harapan Kita, Jakarta.

Pada 17 Agustus 2018, RS Harapan Kita memberangkatkan Agus Supriyadi, seorang dokter anak dan spesialis bedah anak ke Kabupaten Lombok Utara.  Mereka bertugas hingga 21 Agustus 2018.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengarahkan Tim Peduli RS Harapan Kita ke wilayah yang kondisinya parah akibat gempa 5 Agustus 2018 yang menewaskan 131 orang.

Sejak menjadi relawan di RS Tanjung, Agus Supriyadi dan rekannya melakukan operasi sesar untuk 8 pasien. Sementara itu di Provinsi NTB sejak 17 Agustus 2018 ada 131 angka kelahiran, dimana 30 persen melalui operasi sesar.

Menurut Agus Supriyadi – yang pernah menjadi tim Flying Health Care (FHC) untuk menangani gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua pada Januari 2018 – hingga pukul 22.30 WIB belum ada pasien baru yang datang ke RS Lapang Tanjung.  

Sebelumnya, pada Minggu siang, juga  terjadi gempa.  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa episentrum gempa Lombok dengan magnitudo 7,0 pada Minggu  malam pada  8.28 LS dan 116.71 BT, 30 kilometer timur laut Lombok Timur.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus