Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gempur Nica Di Surabaya

Peringatan hari pahlawan ke-44 di surabaya. ada drama kolosal berjudul "viaduct, sebuah saksi" yang dimainkan 2.500 pemain dengan dana ratusan juta rupiah. Dikerahkan pula tank, panser dan kereta api.

18 November 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMIS malam pekan lalu, Jalan Bubutan, Surabaya, gelap gulita. Tapi, ribuan orang tumplek di sekitar Tugu Pahlawan itu. Mendadak dua pesawat terbang rendah menyebarkan pamflet. Isinya: agar tentara dan rakyat menyerah. Kontan massa, dengan lilitan merah putih di kepala, itu mengacung-acungkan tinju sembari berteriak "Gempur NICA, gempur Belanda." Ini memang peringatan Hari Pahlawan, yang tahun ini, untuk pertama kalinya diselenggarakan secara agak istimewa, persis di tempat arek-arek Suroboyo, 44 tahun lalu, mempertahankan kemerdekaan melawan tentara Sekutu. Ini adalah sebagian adegan drama kolosal Viaduct, Sebuah Saksi, yang disutradarai pengarangnya, Sam Abede. Dengan dana dari para pengusaha Surabaya sebesar Rp 200 juta, 2.500 pemain -- terdiri dari pelajar, anggota Karang Taruna, ABRI, dan Angkatan 45 -- malam itu, memutar kembali kenangan lama yang heroik itu. Agar tampak seperti sungguhan, dikerahkan pula kereta api, tank, dan panser. Juga empat buah jip tua -- yang khusus disediakan untuk dibakar massa. Sebelumnya, Roeslan Abdulgani menceritakan kepahlawanan arek-arek Suroboyo. Roeslan, yang kini Ketua Tim P7, itu memang salah seorang pelaku sejarah pertempuran Surabaya. Tampak pula pelaku sejarah lainnya, seperti budayawan Gatot Kusumo, 61 tahun, yang di saat pertempuran Surabaya itu baru berusia 17 tahun. Ia juga mewakili seorang tokoh pejuang wanita yang terkenal dengan nama Ibu Dar Mortir. Gatot remaja ketika itu masuk TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Bergerilya sampai 1947, ia sempat pula menjadi Komandan TRIP di Madiun, membawahkan 2,5 kompi. "Waktu itu, satu kompi jumlahnya 150 orang. Dan yang bersenjata sungguhan cuma 30 orang," katanya mengenang. Yang lain bersenjata semangat. Ketika itu, pertempuran Surabaya antara lain ditokohi Soetomo alias Bung Tomo pimpinan Barisan Pemberontak Republik Indonesia, yang jadi terkenal berkat pidatonya yang menggelegar membakar semangat, diseling takbir Allahu Akbar. Seorang lagi, Dokter Moestopo, yang pernah mengangkat diri sebagai Menteri Pertahanan RI tatkala berhadapan dengan tentara Inggris. Kedua tokoh yang sudah almarhum itu malam itu, diwakili putra mereka, Bambang Sulistomo dan J.M. Joesoef Moestopo. Bersama 60 pelaku sejarah lainnya -- yang kini tinggal di kawasan Jabotabek -- mereka khusus datang dengan mencarter dua gerbong kereta api Mutiara. Bersama mereka tampak Ny. Rini Putiray, 72 tahun, istri bekas Menteri Kesehatan Dokter Siwabessy. Ketika itu, meski bukan ahli bedah, dengan tenang Siwabessy mengoperasi para pejuang yang terluka. Di Jakarta, tahun ini, peringatan Hari Pahlawan berlangsung tak jauh berbeda dengan tahun-tahun lalu. Seperti renungan suci, Kamis tengah malam, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, yang juga berlangsung di semua taman makam pahlawan di seluruh tanah air. Selain itu, ada tabur bunga di laut, dipimpin Menko Polkam Sudomo. Yang istimewa, acara tabur bunga tahun ini, selain diikuti armada ALRI, juga oleh beberapa perusahaan pelayaran serta para nelayan. Sementara itu, di Istana Negara, Kamis pagi, ada upacara penganugerahan Bintang Mahaputra Utama kepada dua orang diplomat senior: Almarhum Soedjarwo Tjondronegoro, bekas dubes di Nederland dan Almarhum Dr. Soedarsono bekas dubes di Burma dan India, ayahanda Dekan FISIP UI Dr. Juwono Sudarsono. Semua berlangsung sederhana, tapi cukup khidmat. Ini sesuai dengan pesan Presiden Soeharto. Zed Abidien dn Herry Mohammad (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus