Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Harap Waspada, Kata Sunandar Harap Waspada, Kata Sunandar

Ja-tim optimis dapat menyediakan beras untuk cadangan pangan nasional karena serangan hama wereng tak sehebat tahun lalu. Serangan ulat tentara bersamaan dengan panen sehingga tak mempengaruhi hasil. (dh)

6 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SERANGAN hama wereng di Jawa Timur tahun ini tak sehebat tahun lalu. Hanya beberapa wilayah saja yang terkena, misalnya Madiun, Jember dan Lumajang. Tapi di Sidoardjo dan Bojonegoro memang agak serius. Di Sidoarjo ada 3 desa yang tak sampai panen sama sekali. Sedang di Sawangan, Bojonegoro, walaupun tak seberapa, tapi jenis hamanya termasuk baru. Yaitu sejenis ulat yang dinamai penduduk setempat ulat tentara. Warnanya hijau dan kemampuannya untuk merusak padi mengagumkan juga. Dengan menyerang tanaman di malam hari, ulat tentara ini mampu menggerogoti bagian bawah batang padi sampai patah. Anehnya, siang hari ulat-ulat itu tak kelihatan. Diduga bersembunyi di dalam air. Untunglah serangan ulat tentara itu hampir bersamaan dengan waktu panen. Sehingga tak begitu mempengaruhi hasil panen petani. Jika sebelum panen, agaknya bukan saja petani yang akan menderita, tapi juga Pemda Jawa Timur. Sebab tahun ini Jawa Timur mendapat tugas mengumpulkan 6,7 juta ton padi kering untuk pengadaan pangan nasional. Jumlah ini 100 ton lebih besar dari tahun lalu. Karena itu Gubernur Jawa Timur, Sunandar Priyosudarmo, tetap optimis untuk mengumpulkan jumlah itu. "Sebab berdasar penelitian, hasil panen tahun ini baik sekali" kata Sunandar ketika meresmikan gudang Bulog di Ngawi pertengahan bulan lalu. Meski begitu, Sunandar memperingatkan, "masih ada hambatan dalam penyaluran pupuk, terutama di lini III dan IV" -- maksudnya di tingkat BUUD. Dari segi lain, gubernur juga mengingatkan masih banyaknya tanah tadah hujan yang belum dimanfaatkan di musim kemarau. Idealnya 20 Juta Dari 300 buah gudang Bulog di Jawa Timur, 79 buah di antaranya ada di Ngawi. "Kalau seluruh gudang Bulog di Jatim selesai, bisa ditampung 1/3 dari stok nasional," kata H. A. Sukamto, Kadolog Jawa Timur. Sampai sekarang hanya tinggal 6 buah gudang lagi yang belum selesai. Selain berfungsi sebagai tempat penampungan beras dan gabah yang dibeli Bulog, gudang-gudang tadi juga untuk menyimpan cadangan pangan nasional yang akan dibagi-bagikan ke daerah Indonesia lainnya. Tahun lalu beras yang diantar-pulaukan dari Jawa Timur mencapai 100.000 ton. Meskipun jumlah ini cukup besar, namun Gubernur Sunandar selalu memperingatkan warga daerahnya. "Harap waspada" kata Sunandar, "meskipun KB berhasil di Jawa Timur, tapi masih 600.000 bayi lahir setiap tahun." Maksudnya jika peningkatan produksi tidak tercapai, daerah ini pada saatnya akan mengalami kekurangan beras. Sebab, menurut Sunandar, idealnya Jawa Timur hanya untuk 20 juta penduduk. Padahal penduduknya sekarang tercatat 27 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus