Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Hari Kelahiran Rachmawati Soekarnoputri: Rachma dan Megawati, Adik Kakak Kerap Selisih Jalan

Rachmawati Soekarnoputri kelahiran 27 September 1950. Dalam panggung politik ia kerap tak sepakat dengan Megawati, kakaknya.

27 September 2022 | 15.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Diah Pramana Rachmawati Soekarnoputri yang merupakan anak ke tiga dari pasanggan Soekarno dan Fatmawati lahir pada 27 September 1950. Semasa hidupnya, ia dikenal politisi dan aktivis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semasa kecil, Rachmawati lebih dekat dengan Soekarno. Hal ini disebabkan karena Fatmawati telah meninggalkan istana sebagai protes atas pernikahan presiden. Saat itu, Rachmawati masih berusia tiga tahun pada 1953. Sejak itu ia lebih dekat dengan ayahnya. Ia diasuh oleh ibu angkatnya, Ibu Hadi, wanita asal Solo, Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Itu sebabnya, ia ingin sekali mengabadikan nama Soekarno, presiden pertama RI. Terlebih dalam meneruskan cita-cita Soekarno untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Melansir kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, ia memulai pendidikannya di SD Perguruan Cikini, SMP Perguruan Cikini, dan SMA Santa Ursula Jakarta. Sejak kecil, Rachmawati belajar menari Jawa, Sunda, dan Sumatera. Ia juga menekuni olahraga anggar, renang, dan bulu tangkis.

Cita-cita setelah lulus SMA ialah ingin menjadi dokter, namun ia lebih memilih dan tercatat masuk dalam Fakultas Hukum Universitas Indonesia, namun tidak selesai atau sampai tahun 1969.

Akhirnya ia melanjutkan kembali pendidikan hukumnya di Universitas Bung Karno pada 2002 dan lulus meraih gelar sarjana. Pada 2017. Kemudian melanjutkan untuk meraih gelar magister hukumnya di kampus yang sama pada tiga tahun kemudian.

Awal mula karirr politiknya bermula ketika mendirikan Partai Pelopor pada tahun 2002. Hal ini merupakan respons dari perbedaan pandangan politik yang berbeda dengan Megawati setelah rezim Ored Baru runtuh.

Lalu ketika masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau dikenal dengan SBY, ia diamanahi untuk menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia pada periode tahun 2007-2009.

Dalam perjalanan karirrnya, dirinya menjadi politisi Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra sejak 8 April 2015, khususnya ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Sebelum akhir hayatnya, ia dikukuhkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina pada 7 September 2020.

Rachmawati Soekarnoputri meninggal pada 3 Juli 2021. Adik Megawati ini wafat pukul 06.45, setelah dirawat di RSPAD. Semasa hidupnya, ibu tiga anak ini berkegiatan, seperti mengurusi organisasi Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Yayasan Bung Karno, dan Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), serta pendiri Universitas Bung Karno (UBK) pada 1981.

Selanjutnya: Rachmawati dan Megawati Kerap Selisih Jalan...

Adik Kakak Kerap Selisih Jalan

Putri Presiden pertama Soekarno itu selama ini dikenal selalu berbeda arah politik dengan kakaknya, Megawati Soekarnoputri. Misalnya, ketika mendirikan Partai Pelopor pada 2002, Rachmawati terang-terangan menyebut Megawati hanyalah anak biologis Soekarno, bukan anak ideologis.

Rachmawati juga pernah menuding Ketua Umum PDI Perjuangan itu telah melakukan makar saat menjadi wakil presiden pendamping presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada 1999-2001.

Rachmawati menyebut makar yang dilakukan Megawati terjadi ketika Gus Dur hendak menetapkan Chairuddin Ismail sebagai Kapolri. Menurut dia, Megawati melakukan tindakan insubordinasi atas pilihan Gus Dur agar Suroyo Bimantoro bisa menjadi Kapolri.

Rachmawati Soekarnoputri juga menyinggung ketika Megawati menjabat sebagai presiden kelima menandatangani amandemen ketiga dan keempat UUD 1945. Ia menilai keputusan tersebut karena Megawai ingin menjalankan pemerintahan yang liberal kapitalistik.

Pada 2012, Rachmawati pernah bergabung dengan Partai NasDem. Ia mengaku punya visi dan misi yang sama dengan partai yang dipelopori Surya Paloh.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Bung Karno ini hanya 2 tahun bertahan di NasDem. Pada 2014, ia memutuskan untuk mundur karena sikap politik yang bersebrangan. Partai NasDem ketika itu mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sedangkan Rachmawati mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Sekarang, Rachmawati Soekarnoputri merupakan Dewan Pembina di Gerindra.

FATHUR RACHMAN  I  SDA  I  FRISKI RIANA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus