Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, mengklaim skor Indeks Kesenjangan Gender Global (GGGI) di Indonesia kini tengah mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini Muhaimin sampaikan dalam rangka memperingati International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Muhaimin menyebut GGGI Indonesia pada tahun 2022 sebesar 0,697 poin atau naik 0,009 poin dari tahun sebelumnya. Kenaikan indeks tersebut menjadikan Indonesia naik ke peringkat 92 secara global dari sebelumnya di posisi 101.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Inilah tantangan kita bersama. Karena itu saya berkomitmen untuk selalu merangkul kesetaraan dan inklusi dalam pembangunan di Indonesia. Terutama dalam bidang politik," ujar Muhaimin dalam keterangannya, Senin, 13 Maret 2023.
Meski sudah naik ke peringkat 92, Muhaimin Iskandar menyebut perempuan di Indonesia saat ini masih sedikit tertinggal di belakang laki-laki, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga keterwakilan dalam politik. Oleh karena itu, Muhaimin menyebut PKB bakal terus mendorong keterlibatan perempuan secara aktif dalam dunia politik.
Selain itu, Wakil Ketua DPR RI itu menyebut pihaknya bakal mengakhiri kebijakan-kebijakan bias gender. "Saya berharap semangat merangkul kesetaraan dan inklusi semakin cerah di Indonesia, di tengah tantangan indeks kesetaraan gender yang masih rendah," kata Muhaimin.
Perempuan dalam dunia politik Indonesia
Dalam politik Indonesia, perempuan saat ini masih menjadi kelompok minoritas. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan bahwa anggota DPR RI perempuan hasil Pemilu 2019 hanya sebesar 112 orang (19,48 persen) dari total 575 anggota DPR RI. Padahal, Badan Pusat Statistik menyatakan saat ini terdapat 133,54 juta penduduk perempuan di Indonesia atau sekitar 49,42 persen dari total jumlah penduduk.
Hal itu membuat Indonesia tertinggal jauh dari banyak negara yang memiliki keterwakilan perempuan yang tinggi di parlemen berdasarkan data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis pada Hari Perempuan Internasional 8 Maret lalu. Misalnya, Albania, Finlandia, Spanyol dan Liechtenstein yang keterwakilan perempuannya di parlemen yang mencapai lebih dari 60 persen. Atau Cile, Belgia, Mozambik, Andora, Kolombia, Jerman dan Norwegia yang keterwakilan perempuannya di atas 50 persen.
Partai Buruh desak DPR sahkan UU PPRT
Minimnya keterwakilan perempuan di parlemen membuat sejumlah rancangan undang-undang pro perempuan sulit menjadi produk legislasi di DPR RI. Misalnya Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).
Partai Buruh mendesak DPR segera mengesahkan RUU PPRT yang telah mandek di parlemen selama beberapa tahun. Mereka bahkan menggelar demonstrasi di depan Istana Negara bertepatan dengan perayaan Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2023. Mereka menilai UU PPRT sangat penting untuk segera disahkan karena lebih dari 75 persen pekerja rumah tangga merupakan perempuan.
M JULNIS FIRMANSYAH I M FARREL FAUZAN