Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan Pandawara Group bagaikan pahlawan lingkungan di Indonesia kemudian dikenal luas masyarakat. Pandawara Group melakukan aksi bersih-bersih sampah di berbagai daerah di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, Pandawara Group berhasil meraih popularitas yang berawal dari konten bersih-bersih sampah dalam akun TikTok dengan pengikut 3,4 juta dan Instagram dengan pengikut 2,1 juta orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakangan ini, Pandawara Group menginisiasi kegiatan bersih-bersih di Pantai Cibutun Loji, Sukabumi, Jawa Barat. Mereka beri nominasi pantai pesisir Loji, Kecamatan Simpenan, Sukabumi sebagai Pantai Terkotor Nomor 4 di Indonesia. Hal tersebut direspon Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi.
Saepudin Ginting selaku Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kabupaten Sukabumi mengatakan bahwa permasalahan sampah di hamparan Pantai Cibutun Loji hingga Talanca tersebut memang harus ditangani secara bersama. Mengingat akar permasalahannya berada di muara sungai Cimandiri.
Selain Saepudin, Bupati Sukabumi Marwan Hamami juga memberi tanggapan terkait isu permasalahan pembuangan sampah masyarakat yang masuk ke sungai dari hulu dan berujung ke muara Cimandiri.
Marwan juga menyoroti sampah dari hasil ulah pabrik garmen. Marwan menyebut bahwa tindakan tersebut berasal dari ulah dari pabrik garmen yang membuang limbahnya ke sungai.
Aksi clean up Pantai Loji juga dilakukan pihak pemerintah Sukabumi setelah mengetahui inisiasi dari Pandawara Group. Mereka menilai bahwa pendapat Pandawara soal Pantai Loji menjadi yang paling kotor nomor 4 se-Indonesia tidak benar.
Dilansir dari sukabumiupdate.com mitra Teras.id, hingga 6 Oktober 2023, diperkirakan masih terdapat 100 ton sampah yang terkumpul dan belum terangkut. Dandim 0622/Kabupaten Sukabumi, Letkol Inf. Anjar Ari Wibowo, mengatakan, bahwa di hari pertama terdapat 45 ton sampah.
Sedangkan, pada hari kedua, terdapat kendala sehingga hanya bisa mengangkut sebanyak 15 ton sampah yang sudah di buang ke tempat pembungan akhir (TPA) Cimenteng.
"Untuk hari pertama progresnya sekitar 45 ton itu sampah yang berhasil kita bersihkan, itu kita buang ke TPA Cimenteng, Kemudian di hari kedua kita itu ada kendala masalah truk sampah itu hanya 2 unit yang dikerahkan, itu kan memerlukan waktu, apalagi kan jarak ke sini (pantai loji) ke Cimenteng, jauh memakan waktu 2 jam, jadi kalau PP kan 4 jam, sehingga satu hari itu hanya efektif dua rit, sehingga kemarin hanya bisa terangkut 15 ton," ujar Anjar.
Aksi Clean up Pantai Cibutun Loji, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Diperkirakan 100 ton sampah masih terkumpul dan belum terangkut.
Sebelum diberitakan agenda bersih-bersih pantai yang diinisiasi Pemkab Sukabumi, Kodim 0622 Sukabumi dan juga Pandawara Group akan dilaksanakan selama 4 hari, mulai dari 4 hingga 7 Oktober 2023.
"Membersihkan sampah ini bukan hal yang mudah, jadi bukan hanya kita bisa bilang sekarang 4 hari, 2 hari, 1 hari, itu tidak, kita bisa melihat, harus berhitung apa yang kita punya, sarana apa yang kita punya dengan volume sampah yang kita hadapi ini, termasuk tantangannya tadi bahwa jarak dari TPA, akses jalan yang terbatas, sehingga butuh perencanaan," ujar Anjar.
Anjar mengatakan, berjalannya aksi bersih bersih pantai yang sudah berjalan tiga hari sudah sekitar 40 persen dibersihkan.
Selain Anjar, hadir pula Iyos Somantri selaku Wakil Bupati Sukabumi yang memimpin kegiatan bersih-bersih mengungkap ada sekitar 1.300 orang yang ikut serta dalam rangka bersih pantai sepanjang 2 kilometer. Iyos juga mengatakan bahwa tumpukan sampah yang berhasil diangkut mencapai 200 ton dan yang berakhir di Pantai Talanca merupakan kiriman dari luar.
“Sampah kiriman dari luar kemudian menyebar dan kembali lagi kesini, seolah-olah pantai Talanca sebagai pantai penampung sampah. Harus adanya sikap dan kajian seperti apa yang nanti disosialisasikan serta secepatnya DLH berkoordinasi dengan Indonesia Power dan Forkopimda” katanya.
MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | RACHEL FARAHDIBA SIREGAR | ANGELINA TIARA PUSPITALOVA