Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Hindari Malaria, Pengungsi Wamena Diperiksa di Puskesmas Surabaya

Data pengungsi Wamena di Jawa Timur itu sudah ada di KKP Kelas 1 Surabaya, dan dikoordinasikan dengan puskesmas atau rumah sakit tujuan pengungsi.

7 Oktober 2019 | 09.14 WIB

Pengungsi korban konflik di Wamena turun dari pesawat setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. Sebanyak 51 korban konflik di Wamena tersebut dievakuasi dengan menggunakan pesawat hercules C130 milik TNI Angkatan Udara. ANTARA
Perbesar
Pengungsi korban konflik di Wamena turun dari pesawat setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. Sebanyak 51 korban konflik di Wamena tersebut dievakuasi dengan menggunakan pesawat hercules C130 milik TNI Angkatan Udara. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Surabaya - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya meminta 62 pengungsi asal Wamena, Provinsi Papua yang akan datang secara bergelombang ke Jawa Timur melalui Pelabuhan Tanjung Perak di puskesmas terdekat, karena dikhawatirkan terjangkit penyakit malaria.

"Yang kami khawatirkan Papua masih dinyatakan sebagai daerah endemis penyakit malaria, Sedangkan Jawa Timur sudah bebas malaria," kata Kepala Bidang Karantina dan Surveilans KKP Kelas 1 Surabaya Budi Santosa, Ahad malam, 7 Oktober 2019. Pemeriksaan itu untuk mengantisipasi agar jangan sampai pengungsi terjangkit malaria dan menulari masyarakat Jawa Timur.

KKP Kelas 1 Surabaya, ujar Budi, telah berkoordinasi dengan instansi kesehatan di seluruh daerah kabupaten/kota wilayah Jawa Timur agar lebih intensif jika ada pengungsi asal Wamena yang datang untuk berobat.

Pengungsi Wamena asal Jawa Timur yang tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan menumpang Kapal Motor (KM) Ciremai, tergolong sehat. "Ada beberapa pengungsi yang sakit tapi cuma batuk-batu atau pilek. Namun secara keseluruhan kondisinya sehat," kata dia, seusai memeriksa kesehatan para pengungsi asal Wamena di Terminal Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Data-data pengungsi yang tiba di Jawa Timur sudah ada di KKP Kelas 1 Surabaya, dan hanya dikoordinasikan dengan puskesmas-puskesmas atau rumah sakit di berbagai daerah kabupaten/ kota wilayah Jawa Timur untuk mengantisipasi jika ada yang terjangkit malaria.

KM Ciremai sandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada sekitar pukul 21.00 WIB, dan berada di laut selama lima hari, yakni mulai berangkat dari Papua pada hari Selasa, 2 Oktober 2019. Mereka warga Jawa Timur yang mayoritas telah tinggal di Wamena selama lebih dari lima tahun.

Dari 62 pengungsi yang malam ini tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, 30 orang di antaranya berasal dari Kabupaten Nganjuk, serta masing-masing lainnya berasal dari berbagai kabupaten/ kota wilayah Jawa Timur. Terdiri dari dua anak-anak serta seorang bayi dan selebihnya orang dewasa, mereka ditangani petugas di Terminal Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

"Pascakerusuhan Wamena kami dievakuasi menggunakan pesawat Hercules, sebelum akhirnya dibawa menuju ke Surabaya menggunakan KM Ciremai," ujar Eli Fadilah, salah seorang pengungsi saat dikonfirmasi di Surabaya.

Pejabat terlihat hadir dan turut menangani kedatangan pengungsi asal Wamena di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yaitu dari Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, namun tidak bersedia diwawancarai. Sama sekali tidak terlihat pejabat dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang disebut sebagai “leading sector” penanganan pengungsi asal Wamena di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tadi malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus