Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Warga Yuguru Papua Waswas setelah Penyerahan Pilot Susi Air: Rumah Dibongkar hingga Sekolah Dirusak

Konflik Papua semakin memanas setelah penyerahan Kapten Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air, pada 21 September 2024.

22 April 2025 | 18.39 WIB

Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem (kedua dari kiri) menggelar konferensi pers mengenai dugaan pelanggaran HAM di Sekretariat YKKMP pada Selasa, 22 April 2025. Dalam konferensi pers itu, Theo memaparkan kasus penculikan dan pembunuhan warga di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, dan  perusakan buku di kantor SDN Yuguru. Foto: YKKMP
Perbesar
Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem (kedua dari kiri) menggelar konferensi pers mengenai dugaan pelanggaran HAM di Sekretariat YKKMP pada Selasa, 22 April 2025. Dalam konferensi pers itu, Theo memaparkan kasus penculikan dan pembunuhan warga di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, dan perusakan buku di kantor SDN Yuguru. Foto: YKKMP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) mengkritik keras tindakan aparat TNI yang membongkar rumah warga, merusak fasilitas pendidikan, dan kesehatan setelah penyerahan Kapten Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air, pada 21 September 2024. TNI juga disebut menempati kantor distrik dan menjadikan gedung sekolah sebagai pos penjagaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Direktur YKKMP Theo Hesegem, penyerahan yang awalnya berlangsung damai, kini meninggalkan ketegangan yang dirasakan oleh masyarakat di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga. Situasi pasca-penyerahan pilot yang dilakukan oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat, kata dia, semakin memanas dengan hadirnya aparat TNI yang menempati lapangan terbang Yuguru pada hari kedua setelah pembebasan.

Salah satu tindakan yang sangat disoroti adalah pembongkaran rumah-rumah warga di sekitar lapangan terbang tersebut. “Sebanyak sembilan rumah warga dibongkar tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Warga mengaku rumah mereka dirusak tanpa sepengetahuan pemiliknya. Sebelum aparat masuk, mereka sudah pergi ke dusun masing-masing, karena tidak ada masyarakat di sekitar lapangan terbang,” kata Theo dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 22 April 2025.

Selain itu, fasilitas pendidikan dan kesehatan juga turut menjadi sasaran. Pembongkaran ini tidak hanya merusak tempat tinggal warga, tetapi juga fasilitas penting yang mendukung kehidupan masyarakat di Yuguru.

"Selain itu aparat keamanan juga membongkar pintu depan dan kamar/ruangan. Mereka juga merusak sekolah SD Negeri Yuguru dan rumah medis hingga merobek-robek ijazah para siswa, setelah itu mereka menghamburkannya di dalam ruangan dan halaman sekolah tersebut. Hingga ada yang dibakar," ujar Theo Hesegem. 

Tidak hanya merusak rumah dan fasilitas publik, aparat TNI juga menempati kantor distrik dan menjadikan gedung sekolah sebagai pos penjagaan. Tindakan tersebut menambah ketegangan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang sudah merasakan dampak langsung dari situasi ini.

YKKMP mendesak pemerintah Indonesia segera mengevaluasi tindakan aparat dan melakukan langkah-langkah yang lebih manusiawi untuk menjaga hak-hak dasar warga Papua, terutama terkait kebebasan dan keselamatan mereka di tanah kelahiran mereka sendiri. Tempo masih berupaya untuk meminta keterangan TNI soal informasi yang disampaikan YKKMP atas kondisi di Yuguru.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus