Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Jembatan Untuk Mahakam

Jembatan beton akan dibangun di atas S. Mahakam sepanjang 300 m. Sebelum itu akan dibangun jembatan gantung berkekuatan 10 ton, bekas dari Jawa. Ferry dapat mengambil jalan lain yang memerlukan.

26 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENTERI PUTL Sutami menjanjikan sebuah jembatan gantung di atas sungai Mahakam. Gunanya agar lalulintas dari Balikpapan bisa berhubungan langsung dengan Samarinda. Janji itu akhirnya sampai ke telinga masyarakat lewat keterangan pers walikota Samarinda HM Kadrie Uning yang sekaligus berharap proyek itu mulai digarap tahun ini. Kurang jelas apakah janji semacam ini termasuk yang dilarang Presiden Soeharto belum lama berselang. Yang jelas berita itu sempat membikin masyarakat bertanya-tanya seakan tak percaya. Adanya jembatan di atas Mahakam yang luas itu selama ini hampir-hampir dipandang sebagai barang mustahil. Minimal untuk waktu dekat ini. Bukan saja karena proyek itu tak termuat dalam buku Repelita II, tapi juga nilai ekonomisnya masih diragukan. Apalagi pemerintah baru saja menanamkan uang ratusan juta rupiah untuk pengadaan ferry di surigai itu. Meski begitu janji Sutami tampaknya bukan janji palsu. "Jembatannya kini sudah ada di gudang", ujar ir Priatman Padmadireja Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur kepada koresponden TEMPO. Menurut "dokter ahli" jembatan itu, Menteri Sutami memang pernah bertanya berapa luas bentang sungai Mahakam di bagian yang paling sempit. Oleh Priatman dijawab: 300 meter. Jembatan gantung itu berkontruksi baja dengan kekuatan 10 ton. Priatman sendiri baru akan mengajukan anggaran tambahan tahun ini untuk mengadakan study. Beberapa konsultan akan diundang untuk mengikuti sayembara mengenai tiga hal: yakni, apakah pengadaan jembatan di atas Mahakam sudah dipandang perlu, kalau sudah perlu di mana harus ditempatkan dan bagaimana bentuknya. Sayembara ini tak ada hubungannya dengan jembatan gantung, tapi berkenaan dengan rancangan pembuatan jembatan beton yang direncanakan dimulai awal Pelita III. Penyangga Sementara jembatan beton ini belum terwujud, sebuah jembatan gantung akan dibentangkan lebih dulu. Tentu saja jembatan gantung ini akan dibongkar manakala pembuatan jembatan beton dimulai. Pemborosan? Ternyata tidak. Sebab jembatan gantung yang kini sudah ada di gudang hanyalah jembatan bekas dari Jawa yang sudah tak terpakai lagi. "Dan lagi, jembatan gantung itu nantinya bisa berfungsi sebagai alat penyangga dalam pembuatan jembatan beton", ujar Priatman. Akan hal di mana jembatan itu dipasang, Priatman cenderung di dekat dermaga ferry sekarang. Di sebelah hilir pelabuhan sebenarnya juga baik, tapi akan mengganggu kapal-kapal besar Yang akan berlabuh. Sedang di dekat ferry, karena letaknya di hulu pelabuhan, praktis tak dilewati kapal besar. Bagaimana dengan model jembatan Ampera Palembang? Priatman menilai jembatan seperti itu sebagai telah Ragal, karena biaya eksploitasi untuk naik turunnya jembatan tidak sebanding dengan nilai yang dibawa kapal yang lewat. Mungkin karena hal itulah jembatan Ampera Palembang dibiarkan macet sejak beberapa tahun lalu. Orang Samarinda umumnya senang mendengar rencana pengadaan jembatan Mahakam itu. Kalaupun ada yang cemas, mungkin hanyalah Letkol R. Anwar Beck, Kepala Inspeksi Lalulintas Sungai Danau dan Ferry Kaltim. Sebab dengan adanya jembatan itu, pendapatan yang selarna ini masuk ke saku Beck dari kapal ferry tentu saja akan berkurang. Namun Beck tak bersedia memberikan komentar terhadap rencana Sutami tersebut. Rupanya ia telah menerima penjelasan dari Priatman bahwa kapal ferry-nya tak akan jadi barang mubazir. "Sebab, di Kaltim ini masih ada 100 tempat yang perlu dihubungkan dengan ferry", ujar Priatman. Apalagi Anwar Beck sendiri sudah merencanakan akan nengadakan jalur ferry antara Samarinda di Kaltim dengan Palu di Sulawesi Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus