Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keterbatasan gerak bukan berarti penyandang disabilitas tidak berolahraga sama sekali. Spesialis Kedokteran Olahraga, Michael Triangto mengatakan difabel tetap dapat melakukan berbagai gerakan olahraga sesuai dengan ragam disabilitasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan penyandang disabilitas, menurut Michael Trianto adalah jenis olahraga ringan, dilakukan berulang, dan rutin pada waktu tertentu. Kegiatan olahraga ini demi menjaga kesehatan jantung, paru-paru, dan imunitas tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kurva imunitas dan kesehatan tubuh seseorang yang berolahraga bila digambarkan seperti huruf J. Awalnya datar kemudian ketika berolahraga, maka imunitas tubuh semakin bagus penyakit dapat ditekan sampai ke bawah," kata Michael Triangto saat diwawancara melalui sambungan telepon, Rabu 13 Mei 2020.
Begitu berhenti dari rutinitas berolahraga, dia mengatakan, imunitas tubuh seseorang semakin lemah dan potensi infeksi virus kian tinggi, Michael Triangto yang juga Direktur Klinik Slim and Health di Rumah Sakit Mitra Kemayoran dan Mal Taman Anggrek, ini menyarankan beberapa olahraga yang sesuai bagi penyandang disabilitas, terutama disabilitas fisik dan sensorik netra yang memiliki keterbatasan mobilitas.
Berikut jenis olahraga yang tepat bagi penyandang disabilitas menurut Michael Triangto:
- Mengayuh kursi roda
Bagi penyandang disabilitas pengguna kursi roda atau tidak memiliki fungsi bagian tubuh perut ke bawah, Michael Triangto menyarankan olahraga dengan menggerakkan kursi roda ke depan dan ke belakang. "Selain dapat melatih otot bisep, trisep, juga dapat melatih pula otot dada dan perut," katanya. - Menggerakkan kruk
Crutches atau tongkat berjalan yang juga dikenal dengan nama kruk dapat menjadi alat olahraga bagi penyandang disabilitas. Gerakan ini dapat dilakukan oleh difable yang memiliki sebagian fungsi gerak pada organ tubuh tertentu.
Michael Triangto mencontohkan, gerakkan tongkat ke depan dan ke belakang, ke atas dan ke bawah, sambil duduk di kursi. Gerakan ini dapat dilakukan seorang penyandang amputee tangan atau kaki di kala senggang. - Mengayuh mini cycle
Mini cycle adalah sebuah alat olahraga statis berupa benda dengan pengayuh seperti sepeda. Penggunaan mini cycle dapat digunakan oleh penyandang disabilitas fisik pasca stroke atau seseorang dengan fungsi gerak sebagian.
Menurut Michael Triangto, mini cycle dapat melatih bagian tubuh tertentu. Misalkan hanya kaki atau tangan yang mengayuh selama beberapa waktu dan dapat dilakukan secara bergantian dan berulang. Gerakannya seperti memutar pedal sepeda. - Menggunakan sepeda statis
Penggunaan sepeda statis sangat baik bagi penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan mobilitas, seperti penyandang disabilitas netra. Saat melakukan olahraga ini, difable netra cukup duduk pada sadel sambil mengayuh sepeda dalam jangka waktu tertentu.
"Selama mengayuh, pengguna dapat mengatur waktu dengan menggunakan timer, sehingga ada notifikasi saat harus berhenti," kata Michael.
Penyandang disabilitas tidak perlu memaksakan diri atau berolahraga sampai kelelahan. Musababnya, menurut Michael Triangto, olahraga yang baik bagi difabel maupun non-difabel adalah gerakan yang menerapkan prinsip dasar aerobik. Artinya, gerakan yang ringan, dilakukan berulang-ulang, serta dalam durasi panjang yang konstan.