Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo melakukan sekitar empat pertemuan bilateral di sela-sela rangkaian acara High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF), Bali pada 2 September 2024. Jokowi menekankan lagi pentingnnya solidaritas dengan negara-negara Afrika dan menambah peluang kerja sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi bertemu dengan Presiden Liberia Joseph Nyuma Boakai di Ruang Casablanca, Hotel Mulia Nusa Dua Bali. Dalam kesempatan ini, Eks Gubernur Jakarta ini menggarisbawahi tiga sektor utama kerja sama yang dapat diperkuat antara Indonesia dan Liberia. Salah satunya kerja sama di bidang kelapa sawit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istana Kepresidenan, melalui keterangan tertulis menyebut, sektor kelapa sawit mendapat sejumlah tantangan, mulai dari kampanye hitam yang dilancarkan di dunia Barat hingga kebijakan diskriminatif European Union Deforestation Regulation (EUDR). "Indonesia terus berjuang melawan kampanye negatif ini dan berharap Liberia juga dapat terus mendukung," kata Jokowi.
Isu kedua yang dibahas Jokowi dengan Boakai adalah kerja sama di bidang infrastruktur. Ketika soal kerja sama pembangunan dari segi teknis, beasiswa, hingga pelatihan vokasional.
Dalam pertemuan terpisah dengan Presiden Ghana Nana Addo Dankwa Akufo-Addo di Ruang Casablanca, Jokowi menyoroti kerja sama kesehatan. Mantan Wali Kota Solo ini juga mengusulkan pengembangan kerja sama di sektor energi, terutama dalam eksplorasi minyak dan gas.
Jokowi menyebut Indonesia dan Ghana harus mengeksplorasi kerja sama di bidang minyak dan gas, termasuk pendirian kilang minyak di Ghana yang melibatkan Indonesia. Presiden mengharapkan kerja sama ini dapat meningkatkan nilai tambah dan memenuhi kebutuhan energi di Ghana.
Ketika bertemu dengan Presiden Tanzania Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, Jokowi menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mempererat kerja sama ekonomi, khususnya ekonomi biru. Indonesia siap menjadi mitra penting bagi Tanzania karena memiliki pengalaman yang luas dalam pengelolaan bisnis, pariwisata bahari, dan konservasi ekosistem laut.
Sementara saat bertemu dengan Wakil Presiden Zimbabwe Kembo Dugish Campbell Muleya Mohadi, Jokowi menyampaikan tiga poin utama. Salah satunya terkait sektor pertambangan,
Indonesia, kata Jokowi saat ini sedang menjajaki kerja sama dalam penambangan litium di Zimbabwe. Jokowi menugaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia untuk mempercepat finalisasi nota kesepahaman terkait hal tersebut.
Rangkaian IAF dan MSP dihadiri oleh lebih dari 1.400 peserta. Tidak hanya melibatkan para kepala negara dan menteri, tetapi sektor swasta dan BUMN, serta akan fokus kepada topik seperti energi, kesehatan, ketahanan pangan, dan pertambangan.
Ketika menyampaikan pidatonya dalam forum pada Senin pagi, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia ingin menjadi bagian dari solusi di tengah dunia yang penuh tantangan. Jokowi mengatakan negara berkembang paling terdampak dari fragmentasi global yang semakin melebar.
"(Indonesia berkomitmen) membela kepentingan global south sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan keadilan dan solidaritas, dalam mempercepat pencapaian SDGs," kata Jokowi.