Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman pemecatan mantan presiden Jokowi beserta anaknya Gibran Rakabuming Raka dan menantu Bobby Nasution dari PDIP pada Senin, 16 Desember 2024, terus menjadi sorotan. Jokowi dipecat melalui Surat Keputusan atau SK Pemecatan Nomor 1649/KPTS/ DPP/XII/ 2024. "Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Joko Widodo dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," demikian bunyi poin pertama dari keputusan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengumuman pemecatan itu disampaikan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun di depan seluruh jajaran Ketua DPD seluruh Indonesia.
"DPP Partai akan mengumumkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Joko Widodo, saudara Gibran Rakabuming Raka, dan saudara Bobby Nasution, serta 27 anggota lain yang kena pemecatan," kata Komarudin melalui video yang diterima Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Paryitno menilai kabar jika Jokowi dan keluarganya masuk Golkar bakal membawa dampak positif maupun negatif terhadap partai tersebut. "Keuntungannya power Golkar akan semakin kuat," kata Adi, Rabu, 18 Desember 2024.
Menurut Adi, dampak negatif atau kerugiannya Golkar berpeluang besar menjadi sasaran amarah publik yang masih memiliki persepsi negatif terhadap keluarga Solo, sebutan keluarga Jokowi. Persepsi negatif ini meliputi dugaan politik dinasti, hingga cawe-cawe Jokowi dalam kontestasi elektoral. "Jadi risiko dan keutungannya sepadan. Secara power akan menguat, tapi secara citra risiko menurunnya juga cukup tinggi," katanya.
Jokowi akan masuk partai mana setelah ini masih menjadi teka-teki. Berikut tanggapan pimpinan beberapa partai terhadap peluang Jokowi setelah dipecat PDIP:
1. NasDem
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Teuku Taufiqulhadi mengatakan partainya membuka peluang bagi Jokowi untuk menduduki jabatan atau posisi strategis di partai yang dipimpin oleh Surya Paloh. “Saya pikir, dalam konteks NasDem, selalu welcome. Apa pun bisa terjadi karena NasDem sebuah partai politik,” kata Teuku Taufiqulhadi melalui WhatsApp pada Selasa, 17 Desember 2024.
Taufiq mengatakan peluang terbuka untuk Jokowi. “Sudah paham persoalan kemasyarakatan, apalagi Pak Jokowi mantan presiden,” katanya.
2. PKS
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera mengungkapkan bahwa presiden ketujuh Jokowi harus mengikuti proses kaderisasi jika ingin menjadi bagian dari partainya. “Enak ke Golkar dan Gerindra saja. Di PKS kasihan kalau Pak Jokowi harus mulai dari bawah,” kata Mardani melalui WhatsApp, pada Selasa, 17 Desember 2024.
Mardani menjelaskan, tahap kaderisasi itu berlaku untuk semua anggota partai termasuk mantan presiden. Sampai saat ini belum ada pembicaraan membuka pintu masuk bagi Jokowi untuk bergabung PKS. “Belum ada komunikasi dan belum ada pembicaraan tentang Pak Jokowi,” ujarnya.
3. Golkar
Sekretaris Jenderal Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan belum ada komunikasi yang dijalin antara partainya dengan Jokowi. “Belum, kami juga tidak ingin tergesa-gesa terkesan mendesak beliau,” kata Sarmuji lewat WhatsApp, Selasa, 17 Desember 2024. Sarmuji meyakini Jokowi akan mempertimbangkan segala hal dalam memutuskan langkah politik.
Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia sebelumnya memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh terkait pemecatan Jokowi. Ia menegaskan Golkar adalah partai yang terbuka untuk semua kalangan. "Golkar membuka diri untuk seluruh anak bangsa yang ingin berkontribusi melalui jalur partai politik," kata Bahlil di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin 16 Desember 2024.
4. Demokrat
Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono belum ingin berkomentar. "Saya belum bisa berkomentar lebih jauh," kata AHY, Senin, 16 Desember 2024. "Kita jaga situasi politik kita untuk mengakhiri 2024 ini dengan baik. Sebab 2024 ini sangat monumental. Event politik secara nasional pemilu, pilpres, pemilihan anggota legislatif, dan baru saja kita selesaikan Pilkada terbesar sepanjang sejarah berjalana dengan baik," kata AHY.
Ketika ditanya soal niatnya mengajak Jokowi bergabung dengan Demokrat, AHY enggan banyak berkomentar. "Lebih baik tanya langsung ke Pak Jokowi," ucapnya.
Alfitria Nefi P, Hendrik Yaputra, Andi Adam Faturrahman, Septia Ryanthie, Anissa Febiola, Daniel A. Fajri turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Untung Rugi Jokowi dan Gibran Berlabuh ke Golkar