Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jokowi Terlahir dengan Nama Mulyono

Jokowi mengatakan namanya diubah karena waktu kecil berulang kali sakit.

14 Desember 2018 | 09.11 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalaman masa kecilnya disela-sela peluncuran buku "Jokowi Menuju Cahaya" di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2018. Buku autobiografi itu merupakan karya Alberthiene Endah. ANTARA
Perbesar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalaman masa kecilnya disela-sela peluncuran buku "Jokowi Menuju Cahaya" di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2018. Buku autobiografi itu merupakan karya Alberthiene Endah. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa ia terlahir dengan nama Mulyono. Jokowi lahir pada Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Baca: Cerita Jokowi Hidup di Pinggir Kali dan di Tengah Hutan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Tapi, nama itu tak terlalu lama saya miliki karena orang tua saya segera mencarikan nama baru ketika saya berulang kali sakit," kata Jokowi dalam buku Jokowi Menuju Cahaya karya Alberthiene Endah, yang baru diluncurkan pada Kamis, 13 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jokowi mengatakan, ada kepercayaan dalam masyarakat Jawa bahwa anak yang sakit-sakitan perlu berganti nama. Kemudian, nama Mulyono pun diganti dengan Joko Widodo. "Boleh tidak percaya, saya kemudian tumbuh sehat. Itu misteri," katanya.

Dalam buku itu, Jokowi mengaku menghabiskan masa kecilnya di sebuah rumah bilik di pinggir kali, tepatnya di daerah Srambatan, pinggiran Solo. Ibu Jokowi bernama Sujiatmi. Sedangkan bapaknya, Wijiatno Notomiarjo, adalah pedagang bambu dan kayu.

Baca: Alasan Jokowi Enggan Manjakan Rakyat dengan Subsidi Besar-besaran

Ia dan keluarganya berkali-kali pindah rumah, namun selalu di pinggir sungai. Belakangan, ia baru tahu bahwa nasib keluarga-keluarga yang mengontrak rumah di bantaran sungai memang seperti itu. "Si pemilik rumah akan dengan ringan menyuruh sebuah keluarga pindah jika ada pengontrak rumah yang sudi membayar lebih mahal," ujarnya.

Setelah berulang kali pindah rumah kontrakan, Jokowi dan orang tuanya pindah ke bantaran Kali Pepe, Kampung Cinderejo, Solo. Mereka bermukim lebih lama. Bahkan, tiga adik perempuan Jokowi pun lahir di sana. Rumah kumuh di bantaran Kali Pepe, kata Jokowi, telah mengajarkan kepadanya banyak hal kesengsaraan sekaligus kekuatan kaum marginal.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus