Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Kalah di Pilkada Jawa Barat, Dedi Mulyadi: Golkar Harus Belajar

Sepekan sebelum Pilkada Jawa Barat, tim Dedi Mulyadi sudah memahami elektabilitasnya. Namun ternyata berubah drastis saat pemilihan berlangsung.

2 Juli 2018 | 11.51 WIB

Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar (kiri)-Dedi Mulyadi (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 14 Mei 2018. ANTARA
Perbesar
Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar (kiri)-Dedi Mulyadi (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 14 Mei 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan kekalahannya bersama Deddy Mizwar dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jawa Barat harus dijadikan pelajaran penting bagi Partai Golkar untuk pemilihan presiden atau pilpres 2019. Menurut Dedi, suara pemilihnya tergerus karena isu pasangan calon yang memakai tanda pagar atau hastag #2019GantiPresiden, yang digaungkan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Partai Golkar harus segera mengambil langkah dan isu strategis menuju pileg dan pilpres 2019," ujar Dedi Mulyadi di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Kemanggisan, Jakarta Barat, Senin, 2 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dedi tak pernah menyangka pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu, yang elektabilitasnya di bawah 10 persen dua pekan menjelang pilkada, bisa mencapai hampir 30 persen berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count. "Sepanjang perjalanan politik, baru kali ini saya mengalami hal ini," ucapnya.

Sepekan sebelum pilkada, tim Dedi sudah memahami elektabilitasnya. Namun ternyata berubah drastis saat pemilihan berlangsung. “Baru kali ini berubah drastis."

Baca:
Pilkada: Mengapa Jawa Barat Disebut Kuburan Lembaga ...

Berdasarkan pengalamannya, ujar Dedi, survei internal partai tidak pernah meleset membaca elektabilitas menjelang pilkada Jawa Barat. "Sekarang bisa berubah dalam seminggu.” Padahal, biasanya angka tidak berubah, bahkan sebulan menjelang pilkada.

Untuk itu, kata Dedi, Partai Golkar perlu membuat format baru menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019. "Jika tidak, ini akan menjadi bencana bagi Partai Golkar."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus