Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kapuspen Ajak Tempo Minta Bantuan TNI untuk Usut Teror Kepala Babi

Kapuspen TNI Kristomei Sianturi membuka peluang bagi Tempo untuk meminta bantuan TNI dalam mengusut teror kepala babi. Kristomei berkata TNI bersedia membantu Polri.

25 Maret 2025 | 13.17 WIB

Alumni Tempo berfoto bersama Redaksi Tempo dalam Kami Bersama Tempo,  kegiatan dukungan dari alumni Tempo setelah teror kepala babi dan tikus dengan kepala terpenggal, di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, 24 Maret 2025. Tempo/Nita Dian
material-symbols:fullscreenPerbesar
Alumni Tempo berfoto bersama Redaksi Tempo dalam Kami Bersama Tempo, kegiatan dukungan dari alumni Tempo setelah teror kepala babi dan tikus dengan kepala terpenggal, di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, 24 Maret 2025. Tempo/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Kristomei Sianturi mengajak Tempo untuk meminta bantuan TNI dalam mengusut teror kepala babi yang ditujukan pada kantor media tersebut. Kristomei mengatakan TNI siap membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam kasus ini.
 
“Bisa Tempo minta bantuan TNI, misalnya, kalau memang Polri perlu dibantu atau di-backup oleh TNI untuk mencari siapa sebenarnya yang bermain di belakang ini semua,” kata Kristomei di acara tanya jawab yang diadakan oleh Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) secara daring pada Selasa, 25 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilihan Editor:Komnas HAM Bakal Panggil Sejumlah Pihak untuk Dalami Teror Bangkai Hewan ke Tempo
 
Ia mengutuk keras teror yang ditujukan kepada Tempo. Menurutnya, media harus dihormati sebagai unsur kontrol dalam kerangka supremasi sipil dan di negara demokrasi. Ia juga berpendapat ancaman dan intimidasi seperti itu tidak tepat dilakukan, sehingga pelakunya harus segera dicari.
 
Perwira TNI Angkatan Darat itu berharap kepolisian bisa segera mengungkap siapa yang mengirimkan paket-paket bangkai hewan ke kantor Tempo. “Sehingga tidak ambigu, tidak saling curiga di antara kita, satu sama lain,” ujar Kristomei.
 
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji akan memberikan pelayanan terbaik dalam pengusutan teror kepala babi yang ditujukan kepada Tempo. Dia mengatakan sudah memerintahkan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Jenderal Wahyu Widada untuk mengusut teror tersebut.
 
“Saya sudah perintahkan Kabareskrim untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut dan kami tentunya akan memberikan pelayanan yang terbaik dalam menindaklanjuti hal tersebut,” kata Listyo di sela-sela kunjungan safari Ramadan di Kota Medan, Sabtu, 22 Maret 2025.
 
Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) melaporkan teror tersebut kepada Bareskrim Polri pada Jumat, 21 Maret 2025. KKJ menilai aksi teror tersebut adalah bentuk ancaman yang berkaitan dengan upaya menghalangi kerja jurnalistik dan kebebasan pers.
 
Pekan lalu, kantor Tempo mendapat kiriman kepala babi pada Rabu, 19 Maret 2025. Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam.
 
Kotak berisi kepala babi tersebut ditujukan kepada “Cica”. Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
 
Paket tersebut diterima oleh satuan pengamanan (satpam) Tempo pada Rabu sekitar pukul 16.15 WIB. Cica baru menerimanya pada Kamis, 20 Maret 2025 pukul 15.00 WIB.
 
Berselang tiga hari, kantor Tempo mendapatkan kiriman kedua berupa kotak berisi bangkai tikus yang dipenggal. Agus, petugas kebersihan Tempo, menemukan kardus berisi enam ekor tikus pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 08.00 WIB.
 
Agus lalu memanggil petugas kebersihan lain dan satpam Tempo. Ketika mereka membukanya, ada enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal yang ditumpuk dengan badannya. Tak ada tulisan apa pun di kotak kardus tersebut. Enam adalah jumlah host siniar Bocor Alus Politik yang tayang tiap Sabtu pukul 11.00 WIB di YouTube Tempodotco.
 
Pimpinan Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan kiriman kepala babi dan tikus adalah teror terhadap kerja media dan kebebasan pers. “Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis,” katanya. “Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar. Tapi stop tindakan pengecut ini.”
 
M Rizki Yusrial, Nandito Putra, M Raihan Muzzaki, dan Egi Adyatama berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus