Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Kecam Bom Gereja Katedral Makassar, PBNU: Kekerasan Bukan Ajaran Agama Manapun

PBNU juga mengimbau kepada masyarakat dan segenap warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi aksi bom Gereja Katedral Makassar

28 Maret 2021 | 13.51 WIB

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini (tengah) saat rapat pleno dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini (tengah) saat rapat pleno dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam keras peristiwa ledakan bom Gereja Katedral Makassar, Ahad, 28 Maret 2021. Ia menegaskan kekerasan bukanlah ajaran dari suatu agama apapun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Karena setiap agama mengajarkan kepada kita cinta kasih antar sesama. Terlebih Islam sebagai agama menganjurkan nilai-nilai toleransi dalam beragama dan menebarkan perdamaian," kata Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini dalam keterangan tertulis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Senada dengan Helmy, Ketua PBNU Robikin Emhas mengingatkan bahwa seluruh umat manusia adalah saudara. Persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah/ukhuwah basyariyah), kata dia, tak bisa dikurangi hanya karena berbeda agama, suku, ras, warna kulit ataupun golongan.

"Oleh karena itu, setiap tindakan kekerasan yang mengancam rusaknya harmoni sosial tidaklah bisa dibenarkan. Apalagi berupa teror dalam bentuk bom. Sebaliknya, perbuatan seperti itu harus dikutuk," kata Robikin.

Atas dasar itu, PBNU pun mendesak pemerintah Indonesia dan aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas atas bom bunuh diri dan menangkap pelaku kekerasan yang terlibat. Mereka juga mengajak segenap pemuka agama untuk proaktif dalam mengkampanyekan gerakan melawan ekstremisme dan radikalisme.

"Tokoh agama memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan menyejukkan," kata Helmy.

Selain itu, PBNU juga mengimbau kepada masyarakat dan segenap warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk menghindari hal-hal yang justru dapat memperkeruh suasana. Ia meminta masyarakat dapat mempercayakan proses pengusutan sepenuhnya kepada aparat keamanan. Ledakan yang diduga bom Gereja Katedral Makassar, pada Ahad pagi, 28 Maret 2021. Kejadian ini terjadi pada Minggu Palma, dan sepekan sebelum Paskah 2021.

Baca: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, JK: Teror Tidak Bisa Ditoleransi

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus