KETUA Fraksi Karya Pembangunan di DPR Sugiharto, 52 tahun,
dikenal sering membuat pernyataan yang mengagetkan. Sewaktu
mobil yang ditumpangi Ketua DP5t Daryatmo dalam kunjungannya di
Korea Utara bertubrukan, ia menduga CIA yang mendatangi
kecelakaan itu.
Ia pernah mengecam pemerintah Inggris karena kasus pengutilan
yang dilalukan seorang anggota F-KP di London.
Pekan lalu Sugiharto membuat kejutan lagi. Dalam rangka
mengingatkan peristiwa pemberontakan PKI di Madiun 1
September 1948, ia menghimbau pemerintah dan masyarakat agar
tetap waspada terhadap kader-kader PKI "karena bukan tidak
mungkin mereka berada di tengah-tengah tempat peribadatan,
khusuk bersembahyang atau memimpin doa."
Pemerintah juga diharapkannya "membuka kembali berkas-berkasnya
sebab mungkin saja ada di antara kader itu yang sekarang
menduduki jabatan-jabatan penting atau juga mungkin berada di
lingkungan kekuatan sosial." Sugiharto menyebut kemungkinan
"orang-orang yang dulu terlibat dalam peristiwa PKI Madiun"
mencari dan mendapatkan kesempatan untuk duduk dalam
pemerintahan.
Tidak jelas apakah Sugiharto telah membaca buku Deadline in
Jakarta, sebuah buku saku fiksi tulisan Ian Stewart, bekas
wartawan Reuter di Jakarta pada tahun 1950-an. Buku ini
mengisahkan tentang adanya tokoh gelap PKI bernama Ali Utoyo
yang berhasil menduduki jabatan Wakil Perdana Menteri, namun
akhirnya terbuka juga kedoknya.
Menyusup
Sinyalemen Sugiharto yang terakhir ini ternyata telah
menimbulkan gelombang tanggapan yang lebih luas dari berbagai
pernyataannya yang terdahulu. Wakil Ketua Fraksi PDI Sabam
Sirait misalnya mengatakan, jika keterangan Sugiharto itu
benar, fraksinya akan mendesak Komisi I DPR untuk meminta
pemerintah memberi penjelasan pada DPR Menurut Sabam, Sugiharto
seharusnya memberitahu pihak keamanan dan bukannya kepada
wartawan seperti yang dilakukannya.
Dari pihak pemerintah reaksi yang muncul juga cukup ramai.
"Sepanjang yang saya tahu tidak ada pejabat Sekretariat Negara
yang terlibat PKI," kata Mensesneg Sudharmono akhir pekan lalu.
Sedang Sekjen Depdagri Suprapto dengan tegas mengatakan "Tidak
ada kader PKI yang terdapat di Departemen Dalam Negeri. Kalau
ada sudah saya tendang keluar.
Menteri koordinator Polkam M. Panggabean menjawab pertanyaan
pers Sabtu lalu mengatakan pemerintah akan menghubungi Sugiharto
agar ia memberitahu di mana kader-kader PKI itu berada dalam
aparat pemerintah.
Jenderal (Pur.) Yoga Sugama, Kepala Bakin, Senin lalu juga
diberondong pertanyaan pers di seputar sinyalemen Sugiharto
begitu ia keluar dari ruang kerja presiden di Bina Graha. Kata
Yoga, menurut data yang ada di Bakin dan Kopkamib, kader PKI
seperti disebut Sugiharto "kelihatannya sudah tidak ada lagi."
Dua Jenderal
Kedua instansi ini, menurut Yoga, sejak t965 telah mengikuti
terus dan meneliti kemungkinan adanya kader PKI yang menyusup.
"Tapi saya tidak mengatakan instansi ini tidak mungkin
kebobolan," kata Yoga. Untuk itu ia akan meminta Sugiharto
memberi nama orang yang diduga itu. "Tidak usah unjuk hidung.
Beri nama saja, nanti kami yang akan menyelusurinya. Data-data
yang ada pada kami dan Pak Domo cukup lengkap," katanya.
Bekas Ketua Teperpu (Tim Pemeriksa Pusat) Tahir yang belum lama
ini diangkatsebagai Irjenbang, sependapat dengan Yoga.
"Sebaiknya kalau Pak Sugiharto mensinyalir ada pejabat yang
betindikasi PKI, demi tanggungjawab bersama, agar menyampaikan
informasi itu kepada Pangkopkamtib, supaya ada tindakan,"
katanya Senin lalu.
Sugiharto sendiri menolak ketika ditemui TEMPO Senin lalu hingga
belum ada penjelasan atas sinyalemennya.
Sinyalemen seperti itu bukan pertama kali muncul. Prof. Ismail
Suny pada suatu acara diskusi di IKIP Jakarta 27 Desember 1977
pernah menyebut adanya "dua jenderal berindikasi PKI yang masih
dipakai pemerintah." Akibat pernyataannya itu Suny ditahan 9
hari oleh Laksusda dengan tuduhan menghasut.
Apakah oknum PKI yang disinyalir Sugiharto sama dengan yang
diduga Suny dulu? "Saya tidak tahu," jawab Suny. "Yang jelas
saya tidak akan mengurangi apa yang sudah saya katakan dulu,"
tambahnya.
Menurut Tahir, selama jabatannya sebagai Perwira Pelaksana
Teperpu banyak pejabat yang kedapatan berindikasi PKI, terlibat
G30S/PKI atau Pemberontakah Madiun yang telah ditindak. Misalnya
Djukardi, bekas Walikota Bandung. Selain itu ada beberapa
kolonel dari TNI-AD yang juga telah ditindak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini