Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengungkapkan capaian Imunisasi Kejar di wilayah Indonesia belum merata. Berdasarkan temuannya, Provinsi di luar Jawa-Bali memiliki capaian imunisasi yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah regional Jawa Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai informasi, Imunisasi Kejar adalah imunisasi tambahan untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang masih rendah untuk melindungi anak dari risiko kematian dan kecacatan akibat penyakit. Adapun jenis-jenis Imunisasi Kejar yakni Polio, Pentavalen DPT, HB-HiB, dan Campak Rubella.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari target 36,4 juta anak, sebanyak 26,5 juta anak Indonesia telah mendapatkan Imunisasi Kejar Campak Rubella yang didominasi wilayah regional Jawa-Bali dengan persentase sebesar 97,8 persen. Sementara 27 provinsi di luar Jawa-Bali masih menyusul target dengan persentase 63,9 persen.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr. Prima Yosephine menyebutkan, persentase Imunisasi Kejar kategori OPV, IPV, dan Pentavalen, di luar Jawa-Bali masih sangat rendah sehingga belum mencapai target.
Untuk kategori imunisasi Polio, dari seluruh wilayah di luar Jawa-Bali, hanya tiga provinsi yang telah mencapai target yaitu Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, dan Lampung. Sementara itu, di regional Jawa-Bali, DKI Jakarta menjadi satu-satunya provinsi yang belum mencapai target.
Selanjutnya, capaian Imunisasi Kejar untuk Polio tetes atau OPV dan Pentavalen di regional Jawa-Bali telah mencapai target, tetapi belum bisa mencapai target jenis Polio suntik IPV.
“Sebagai tindak lanjut semua provinsi harus melanjutkan imunisasi kejar polio khususnya dan memastikan semua sasaran balita 12-59 bulan harus mendapatkan dosis polio tetes 4 dosis dan 1 dosis untuk imunisasi polio suntik,” ujar Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi dr. Prima Yosephine saat memberikan keterangan pers secara virtual di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2022
Merespons kondisi ini, Kementerian Kesehatan melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang telah digelar sejak Mei sebagai upaya memperkecil kemungkinan terjadinya perluasan Kejadian Luar Biasa atau peningkatan kasus yang bisa dicegah dengan Imunisasi.
Prima juga menyebutkan adanya upaya lain yang dilakukan yakni menggandeng berbagai lintas sektor untuk membantu mobilisasi masyarakat agar mau dan mampu melengkapi vaksinasi anak.
“Terutama untuk Polio suntik karena saat ini KLB-nya polio tipe 2 yang pencegahannya hanya ada di imunisasi IPV.” ujar dr. Prima.
ALFITRIA NEFI PRATIWI