Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kesiapan BKKBN Ketika Pemerintahan Prabowo Bentuk Kementerian Kependudukan

BKKBN bersiap ketika pemerintahan Prabowo membentuk Kementerian Kependudukan. Kementerian ini merupakan pecahan dari Kementerian Dalam Negeri.

8 Oktober 2024 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin berjalan usai memberikan pengarahan dalam Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 di Auditorium BKKBN, Kompleks Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 25 April 2024. Wapres mengingatkan kepada seluruh kementerian dan lembaga terkait bahwa target prevalensi stunting sebesar 14 persen yang ada pada RPJMN 2020-2024 akan segera dievaluasi dan memberikan instruksi agar sejumlah program yang berjalan selama ini turut dievaluasi karena capaian penurunan stunting semakin melambat dalam dua tahun terakhir. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto, mengatakan lembaganya siap ketika pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Kementerian Kependudukan. Jika terbentuk, Kementerian Kependudukan itu nantinya merupakan pecahan dari Kementerian Dalam Negeri.

"Kami siap, para deputi juga siap (jika dibentuk Kementerian Kependudukan). Jadi, kami punya desain dan strateginya. Sudah ada di sini karena kekuatan data itu penting, ya. Tanpa data, kita mau bikin program seperti apa, kita enggak tahu,” kata Bonivasius di Kantor BKKBN, Jakarta, Senin, 7 Oktober 2024.

Ia mengatakan pembentukan Kementerian Kependudukan semestinya menempatkan kependudukan dan pembangunan keluarga sebagai fokus utama berdasarkan data-data yang sudah ada, termasuk laporan kependudukan di tingkat nasional hingga daerah, serta pendataan keluarga oleh BKKBN setiap tahunnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Yang jelas tetap kependudukan sebagai payungnya, ya, karena itu mencakup multisector. Tetapi kalau BKKBN, kami fokus kepada pembangunan keluarga dan keluarga berencana,” kata dia.

Menurut Bonivasius, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah di bidang kependudukan, di antaranya menjaga penduduk tetap seimbang dengan menjaga angka kelahiran total (TFR) tidak lebih dari 2,1 (saat ini angka TFR Indonesia 2,18), kebutuhan kontrasepsi atau KB yang tidak terpenuhi atau unmet need, serta angka stunting.

“Esensi dari sumber daya manusia di Indonesia kan di kekuatan dari pembangunan keluarga. Masih banyak pekerjaan rumah, kalau dari angka kematian ibu dan bayi, walaupun sudah turun itu masih tetap menjadi target kita menuju pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Ia menyinggung mengenai stunting. Target Presiden Jokowi mengenai angka stunting sebesar 14 persen di tahun 2024. Tapi berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, saat ini angka stunting masih di angka 21,5 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bonivasius mengatakan BKKBN bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta kementerian/lembaga terkait lainnya terus melakukan intervensi serentak untuk penimbangan dan pengukuran balita. “Jadi, dengan kami melakukan kemarin intervensi serentak, dari data itu turun kok, sebenarnya di bawah 21,5 persen, tetapi nanti kami lihat hasil survei status gizi Indonesia. Sekarang (survei) sedang berjalan. Mungkin November atau Desember diumumkan hasilnya,” katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus