Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Ketua DPR: Rayakan Imlek, Jangan Lupa Doa untuk Gus Dur

Ketua DPR Bambang Soesatyo mengajak masyarakat mendoakan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam momen perayaan Imlek.

16 Februari 2018 | 15.14 WIB

Warga mengambil gambar patung Gus Dur Kecil usai diresmikan di Taman Amir Hamzah, Jakarta, 25 April 2015. TEMPO/Frannoto
Perbesar
Warga mengambil gambar patung Gus Dur Kecil usai diresmikan di Taman Amir Hamzah, Jakarta, 25 April 2015. TEMPO/Frannoto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak masyarakat untuk mendoakan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada momen perayaan tahun baru Cina atau Imlek ini. Menurut dia, Gus Dur telah mengajarkan bangsa soal menyikapi keberagaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Di perayaan Imlek tahun ini, saya mohon secara khusus kita sisipkan juga doa untuk guru bangsa, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang telah memberikan teladan tentang pentingnya mensyukuri keberagaman sebagai rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 16 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bamsoet berujar perayaan Imlek mempunyai makna penting bagi Indonesia. Sebab perayaan ini menunjukkan bahwa Indonesia menempatkan keberagaman sebagai kebanggaan yang tak boleh disia-siakan.

Menurut dia, keberagaman bukan hanya menjadi kekayaan nasional, melainkan telah menjadi roh bagi Indonesia. "Saya harap perayaan Imlek kali ini bisa membawa hikmah tentang pentingnya kita menghargai keberagaman,” ucapnya.

Bamsoet berujar perayaan Imlek tidak dimiliki oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa saja. Saat ini Imlek telah menjadi perayaan bagi seluruh elemen suku bangsa.

Ia berharap melalui perayaan Imlek Indonesia bisa menjadi bangsa yang beradab dan menghargai keberagaman budaya, serta mengasihi sesama anak bangsa. “Selamat merayakan Imlek. Gong xi fa cai. Kedamaian dan kesejahteraan menyertai kita semua," kata dia.

Peringatan Imlek secara terbuka sempat dilarang oleh pemerintah Indonesia era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China. Namun saat Gus Dur menjadi presiden, Inpres itu dicabut dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000.

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus