Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mendukung rencana Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi mendatangkan guru asing untuk SMA Unggulan Garuda. Pemerintah mengatakan SMA Unggulan Garuda merupakan bagian dari percepatan di bidang pendidikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hetifah mengatakan dalam program ini sebenarnya yang direncanakan adalah pertukaran antar guru. Jadi, kata dia, guru-guru yang nantinya mengajar di SMA Unggulan Garuda akan diberangkatkan ke luar negeri untuk belajar. Sebaliknya, guru-guru dari luar negeri juga akan didatangkan untuk mengajar di SMA Unggulan Garuda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tapi bukan tadi menggunakan guru asing kemudian kita meremehkan kemampuan guru-guru lokal. Lebih memberi kesempatan pertukaran dengan berbagai negara. Itu menurut saya lebih fair, lebih bagus," kata dia.
Hetifah menyebutkan bahwa pada tahap awal, rencana untuk mendatangkan guru asing ke sekolah tersebut berasal dari Singapura. Ia juga mengungkapkan bahwa sudah ada pertemuan dengan perwakilan dari negara tersebut.
"Dari Singapura yang akan datang mengajar di situ. Jadi nanti guru yang sudah mengajar di Singapura itu juga kan pasti membawa ilmu pengetahuan ataupun juga keterampilan yang dia dapatkan pada saat dia di sana," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie mengatakan SMA Unggulan Garuda akan mendatangkan guru dari luar negeri untuk mengajar di sekolah itu. Guru dari luar negeri itu akan memberikan wawasan untuk bisa menempuh pendidikan di universitas top dunia.
"Kami tetap ingin bahwa guru-guru lokal. Namun, mungkin ada beberapa guru dari asing. Guru untuk bisa mungkin memberikan wawasan. Misalnya Anda tertarik untuk ke luar negeri, inilah yang terjadi," kata Stella di Jakarta pada Rabu, 8 Januari 2025.
Meski begitu, Stella mengatakan mayoritas pengajar SMA Unggulan Garuda adalah guru nasional. SMA Unggulan Garuda ini juga akan menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB).
Stella mengklaim kurikulum ini memberikan 30 persen peluang lebih besar dibandingkan kurikulum lain untuk masuk universitas top dunia. "Kurikulum IB itu lebih dikenal dan lebih memungkinkan seseorang itu, bisa ya saya pikir 30 persen, kemungkinan diterima dibandingkan dengan kurikulum lain," kata Stella.
Hendrik Yaputra berkontribusi dalam tulisan ini.
Pilihan Editor: Ormas Pendiri Golkar Terbuka Jika Jokowi Ingin Gabung