Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

KGPAA Mangkunegara IX Wafat, ini Perjalanan Raja-raja Istana Pura Mangkunegaran

KGPAA Mangkunegara IX wafat dini hari tadi. Berikut kisah panjang perjalanan Raja-raja Istana Pura Mangkunegaran sejak awal didirikannya.

13 Agustus 2021 | 11.01 WIB

Raja Mangkunegara IX. ANTARA/HO-Dokumentasi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Raja Mangkunegara IX. ANTARA/HO-Dokumentasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - KGPAA Mangkunegara IX tutup usia pada 13 Agustus 2021, . Ia meninggalkan Pura Mangkunegaran pada usia 69 tahun. Saat ini, Pura Mangkunegaran merupakan pusat seni dan budaya. Pura Mangkunegaran adalah kerajaan yang ada di Solo selain Keraton Kasunanan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Istana Pura Mangkunegaran berdiri pada 1757. Dilansir dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id, berawal dari Kerajaan Mataram dipimpin oleh Adipati Anom sebagai pewaris kerajaan. Padahal pewaris sah sesungguhnya adalah Pangeran Arya Mangkunegaran. Namun, Pangeran Arya menolak dan menentang Belanda untuk mengintervensi Kerajaan Mataram. Oleh karena itu, terjadi pertumpahan darah antarsaudara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pangeran Arya kemudian memiliki anak bernama Raden Mas Said. Anak laki-laki Pangeran Arya ini memiliki prinsip yang sama dengan ayahnya untuk menentang Belanda. Dengan demikian, Raden Mas Said menyerang Penjajah Belanda yang berakhir dengan perjanjian Giyanti. 

Melalui perjanjian ini, Raden Mas Said memperoleh wilayah Surakarta bagian utara. Kemudian, didirikanlah Pura Mangkunegaran dengan Raden Mas Said menyandang gelar Mangkunegara I. Sehingga, Raden Mas Said sebagai pendiri Mangkunegaran memiliki nama lengkap Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senopati Ing Ayudha Sudibyaningprang.

Namun, terdapat versi lain Istana Mangkunegaran berdiri. Dilansir dari laman puromangkunegaran.com, Raden Mas Said memperoleh wilayah dan mendirikan Pura Mangkunegaran setelah penandatanganan perjanjian Salatiga dengan Sunan Pakubawana III. Perjanjian ini menjadi penanda lahirnya Pura Mangkunegaran dengan wilayah pemerintahannya di Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang bagian utara, dan Kedu.

Pada tahun 1757 hingga 1946, Mangkunegaran merupakan kerajaan yang menjalankan wilayahnya dan memiliki tentara sendiri. Namun, pada September 1946 Mangkunegara VIII memilih untuk bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Sayangnya, pada 1945-1946, terjadi revolusi sosial di Surakarta yang mengakibatkan Mangkunegaran tidak memiliki kedaulatan. Sehingga, sejak revolusi sosial itu sampai saat ini, Kerajaan Mangkunegaran serta Pura Mangkunegaran merupakan bagian dari penjaga budaya.

Wafatnya KGPAA Mangkunegara IX, dini hari tadi, 02.50 Jumat, 13 Agustus 2021, meninggalkan pertanyaan masyarakat, siapa penggantinya?

JACINDA NUURUN ADDUNYAA 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus