Kisah kota baru

April 1985 Bandara Kemayoran ditutup, kegiatannya dipindahkan ke Bandara Sukarno-Hatta Juni 1985 Presiden Soeharto yang menetapkan bekas Bandara Kemayoran menjadi milik negara. Kemudian dibentuk Badan Pengelola Kompleks Kemayoran (BPKK), yang diketuai Menteri Sekretaris Negara. Februari 1986 BPKK membuat master plan pembangunan kompleks Kemayoran. Japinda mengajukan tawaran kerja sama pembangunan. Namun, karena Indonesia tengah menghadapi pemilu, negosiasi terhenti. April 1986 Shigeki Taniguchi menjabat Managing Director Japinda. 7 Juli 1986 Konan Tsusho didirikan Taniguchi dengan modal 10 juta yen (Rp 150 juta) di Distrik Shibuya, Tokyo. September 1987 Wiyogo terpilih sebagai Gubernur. Oktober 1987 Japinda mengadakan negosiasi dengan Wiyogo soal pembangunan Jakarta Fair di Kemayoran. Mei 1988 Japinda menyampaikan proposal rencana pembangunan Jakarta Fair Kemayoran kepada Gubernur Wiyogo dan BPKK. 30 Juni 1988 Taniguchi menghidupkan kembali Konan Tsusho dan menjabat sebagai presiden direktur. Mitsuo Marume dipilih menjadi direktur dan Tony Soerjo diangkat menjadi auditor. Agustus 1988 Gubernur Wiyogo menjelaskan rencana pembangunan Jakarta Fair yang diusulkan AS, Prancis, Australia, dan Jepang kepada Presiden Soeharto. Menurut artikel yang ditulis Taniguchi, proposal Jepang yang diajukan untuk pembangunan Jakarta Fair Kemayoran oleh patungan perusahaan swasta itu sudah disetujui Mensesneg. September 1988 Wiyogo berkunjung ke Tokyo untuk menandatangani memorandum of understanding (MOU) tentang pembangunan Jakarta Fair. Watanabe sebagai ketua Japinda ikut menandatangani MOU itu. Desember 1988 PT Jaya Nusa Pradana (JNP) didirikan oleh Yayasan Pekan Raya Jakarta, yang berada di bawah Pemda DKI, bersama sejumlah pengusaha swasta Indonesia, antara lain dari Grup Suma. 18 April 1989 Jakarta Development Corp. (JDC) didirikan dengan modal awal 125 juta yen. Pemegang saham pertama tercatat ada lima perusahaan, yaitu Industrial Bank of Japan (IBJ), Shimizu corp., Nissho Iwai, Far East Oil Trading dan Konan Tsusho. Sekarang, pemegang saham konsorsium JDC itu sebanyak 55 perusahaan dan OECF. 28 Oktober 1989 Di kantor Gubernur DKI di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, JDC dan JNP menandatangani akta pendirian perusahaan PT Jakarta Indonesia Tradefair Corporation (JITC). 31 Januari 1990 Presiden RI mengeluarkan Keppres yang isinya mengizinkan pendirian PT JITC. 17 Mei 1990 Taniguchi mundur dari jabatan chairman Konan Tsusho dan Marume dilantik menjadi penggantinya. 10 Juli 1990 Peletakan batu pertama pembangunan Jakarta International Trade Fair (JITF) Kemayoran. 8 Oktober 1990 JDC dan JITC menandatangani perjanjian kredit sebesar 12,5 milyar yen dari OECF. Upacara dilakukan di Balai Kota DKI. 3 November 1990 Taniguchi meninggal dunia dalam usia 80 tahun. 28 Juni 1991 Mitsuo Marume diangkat menjadi direktur JDC. 5 November 1991 Watanabe dilantik menjadi wakil perdana menteri Jepang. 24-25 April 1992 Sidang Majelis Rendah dan Tinggi Jepang membicarakan tuduhan terjadi skandal penyuapan atas Menlu dan Wakil PM Watanabe. Watanabe membantah semuanya dan untuk sementara tuduhan skandal penyuapan tak terbukti. 23-26 April 1992 Wiyogo singgah di Tokyo dalam perjalanannya ke Singapura, Beijing, dan Amsterdam. Ia mengaku tak bertemu Watanabe yang lagi dipersoalkan keterlibatannya dengan kasus skandal suap Kemayoran itu. Namun, ia sempat memberikan wawancara kepada TEMPO mengenai JITC itu.