Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Komitmen UGM Terhadap Keberagaman, Rektor UGM Resmikan Rumah Ibadah 6 Agama di Lingkungan Kampus

Rektor UGM Ova Emilia resmikan kompleks fasilitas kerohanian 6 agama pada Selasa , 19 Desember 2023. Komitmennya terhadap keberagaman dan inklusivitas

20 Desember 2023 | 16.31 WIB

Universitas Gadjah Mada kini telah memiliki rumah ibadah enam agama di lingkungan kampus. Dok. UGM
Perbesar
Universitas Gadjah Mada kini telah memiliki rumah ibadah enam agama di lingkungan kampus. Dok. UGM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Gadjah Mada atau UGM mengukuhkan komitmennya terhadap keberagaman dan inklusivitas dengan meresmikan fasilitas kerohanian yang mencakup dua gereja untuk ibadah Katolik dan Kristen Protestan, wihara untuk peribadatan Buddha, kelenteng untuk peribadatan Konghucu, dan pura untuk peribadatan Hindu. Sebelumnya, telah dibangun Masjid Kampus dan Mardliyyah Islamic Center.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Langkah ini diambil untuk memberikanrektor tempat bagi kegiatan rohani seluruh sivitas UGM, termasuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Peresmian kompleks ini berlangsung pada Selasa , 19 Desember 2023 oleh Rektor UGM Ova Emilia dan Pratikno Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, seiring dengan peringatan Dies Natalis ke-74 UGM. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lokasi fasilitas kerohanian ini pun strategis, terletak di Jalan Podocarpus, Sendowo, yang berdekatan dengan salah satu asrama mahasiswa UGM. Kompleks ini menempati lahan seluas 5.994 meter persegi, dilengkapi dengan area terbuka hijau, plaza, dan fasilitas parkir.

Bangunan peribadatan ini didesain khusus sesuai dengan ciri khas masing-masing agama. Gereja-gereja yang telah berdiri memiliki kapasitas hingga 100 orang, sementara pura mampu menampung 50 orang. Wihara dan kelenteng, sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha dan Konghucu, masing-masing dapat menampung sekitar 40 orang.

Inisiasi pembangunan fasilitas ini dimulai pada 2020, oleh kepemimpinan rektor sebelumnya, Panut Mulyono. Peletakan batu pertama pun dilakukan pada 21 Mei 2022 di akhir masa kepemimpinannya, sementara proses pembangunan dimulai pada 24 Januari 2023 di bawah kepemimpinan Rektor Ova Emilia.

“Ini akan menjadi tempat bagi sivitas untuk berdiskusi dan mempraktikkan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing,” ujar Ova dikutip dari laman ugm.ac.id.

Pratikno selaku Ketua WMA dengan tegas menjelaskan makna penting dari fasilitas kerohanian yang baru diresmikan. Menurutnya, fasilitas ini sesuai dengan jati diri dan semangat UGM yang inklusif. Ia juga memberikan apresiasi atas kerja keras yang telah memungkinkan terwujudnya fasilitas ini.

“Kita bisa mendorong kebinekaan dari UGM. Harapannya ini terus diperluas di universitas lain, sehingga kesadaran akan perbedaan tetapi tetap bersatu menguat di antara anak muda kita,” kata dia.

Dengan harapan tinggi, Pratikno berharap komunitas keagamaan di lingkup UGM dapat mengaktifkan fasilitas ini melalui kegiatan-kegiatan yang memberikan makna. Ia juga berharap inisiatif ini bisa menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lain untuk memberikan tempat kepada para sivitasnya dalam mengeksplorasi kegiatan keagamaan dan merayakan keberagaman.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus