Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Kementerian HAM Siapkan Kebijakan Pemulangan Pengungsi Nduga

Salah satu temuan yang menjadi fokus Kementerian HAM yaitu kepastian rasa aman bagi masyarakat untuk kembali ke rumah masing-masing.

18 April 2025 | 17.59 WIB

Petugas berbincang denga warga saat mengevakuasi mereka di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu, 11 Februari 2023. Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Kavaleri Herman Taryaman mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada pengungsi susulan dari Paro menuju Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, sehingga para prajurit TNI-Polri terus mengikuti perkembangan situasi yang terjadi di Paro. Foto: Istimewa
Perbesar
Petugas berbincang denga warga saat mengevakuasi mereka di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu, 11 Februari 2023. Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Kavaleri Herman Taryaman mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada pengungsi susulan dari Paro menuju Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, sehingga para prajurit TNI-Polri terus mengikuti perkembangan situasi yang terjadi di Paro. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -- Kementerian Hak Asasi Manusia (Kementerian HAM) menemui ratusan pengungsi di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Kamis, 17 April 2025. Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan Hak Asasi Manusia Nicholay Aprilindo mengatakan, sejumlah hal yang ditemukan dalam kunjungan itu akan menjadi bahan bagi lembaganya dalam membuat kebijakan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Nicholay berharap, kebijakan tersebut dapat menjadi solusi atas masalah di Nduga dan Papua. Salah satu temuan yang menjadi fokus lembaganya yaitu kepastian rasa aman bagi masyarakat untuk sesegera mungkin kembali ke rumah masing-masing. “Apalagi ditemukan anak-anak yang masih bersekolah namun harus hidup di pengungsian. Tentu itu akan menjadi perhatian,” ujar Nicholay dalam keterangan resmi Kementerian HAM pada Jumat, 18 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, permasalahan Papua sangat kompleks. Meski begitu, masalah itu dapat diselesaikan dengan mengedepankan aspek kemanusiaan. Nicholay mendorong solusi terbaik masalah Papua adalah rekonsiliasi dan upaya-upaya perdamaian. 

Selain itu, kata dia, pentingnya pengawasan dalam penanganan pengungsi oleh pemerintah pusat maupun daerah serta berbagai lembaga atau organisasi masyarakat sipil. Dia tidak ingin tata kelola penanganan terhadap pengungsi dilakukan buruk. 

Ribuan masyarakat Nduga mengungsi ke beberapa wilayah Papua akibat konflik bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dan Tentara Nasional Indonesia sejak 2018. Mereka mengungsi di beberapa daerah di antaranya di Wamena, Timika, Jayapura, Lanni Jaya, Intan Jaya, dan Nabire. 

Dewan Gereja Papua mencatat lebih dari 70.000 jiwa mengungsi akibat konflik bersenjata per Desember 2024. Mereka berasal dari wilayah konflik bersenjata seperti Kabupaten Nduga, Maybrat, Pegunungan Bintang (Kiwirok dan Oksop), Intan jaya, Yahukimo, Kabupaten Puncak dan beberapa tempat lainnya.

Gubernur Papua Pegunungan John Tabo sebelumnya mengatakan, akan memulangkan ribuan pengungsi Nduga, Papua Pegunungan, yang tersebar di sejumlah wilayah Papua. Pemulangan itu sudah masuk programnya sebagai gubernur yang baru saja terpilih. "Kami akan pulangkan pengungsi ke Nduga," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2025.

John mengatakan, kawasan Nduga saat ini masih masuk daerah konflik bersenjata antara TPNPB-OPM dan TNI Polri. Dia menegaskan akan melakukan berbagai langkah untuk mengakhiri konflik. Namun, dia tidak memerinci langkah yang dimaksud. 

Ditanya langkah-langkah yang akan dilakukan, John menegaskan akan melakukan sejumlah pendekatan untuk mengakhiri konflik. "Kami akan lakukan dengan cara kami. Kami akan lakukan pendekatan-pendekatan," ujar dia. 

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus