Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

LaporCovid-19 Jelaskan Bahaya Terselubung Gelombang Ketiga Pandemi

Selama periode awal gelombang ketiga pandemi, setidaknya telah terjadi lonjakan lebih dari 150 ribu kasus baru.

7 Februari 2022 | 18.56 WIB

Para penumpang mengantre untuk melakukan tes Swab saat menunggu untuk naik kereta di Stasiun Kereta Hongqiao Shanghai di Shanghai, Cina, 6 Februari 2022. Pada 6 Februari mencatatkan peningkatan perjalanan penumpang seiring berakhirnya masa liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek 2022. Xinhua/Wang Xiang
Perbesar
Para penumpang mengantre untuk melakukan tes Swab saat menunggu untuk naik kereta di Stasiun Kereta Hongqiao Shanghai di Shanghai, Cina, 6 Februari 2022. Pada 6 Februari mencatatkan peningkatan perjalanan penumpang seiring berakhirnya masa liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek 2022. Xinhua/Wang Xiang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebulan terakhir kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat tajam dengan merebaknya varian baru Omicron. Selama periode awal gelombang ketiga pandemi, 4 Januari-3 Februari 2022, setidaknya telah terjadi lonjakan lebih dari 150 ribu kasus baru. Jumlah kasus aktif juga meningkat hingga 115.275 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Sayangnya, nuansa kewaspadaan dan kekhawatiran di tengah masyarakat tidak ikut meningkat. Tingkat keparahan situasi dinilai hanya dari peningkatan jumlah kematian yang besar dan signifikan, sehingga kewaspadaan pun menurun,” ujar tim LaporCovid-19 dalam keterangannya pada Senin, 7 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu banyak pihak yang hanya membandingkan jumlah kematian akibat Covid-19 saat ini dengan periode merebaknya varian delta pada pertengahan tahun 2021 lalu. Hal tersebut berdasarkan pemantauan dan analisis tim LaporData dari LaporCovid-19.

Peningkatan jumlah kasus baru paling banyak terjadi di DKI Jakarta (10.319 kasus) dan Jawa Barat (7.308 kasus). Kedua provinsi tersebut mewakili 65 persen kasus baru di Indonesia per 3 Februari 2022. Jika dilihat secara tren, selama 14 hari terakhir kasus di Jakarta melonjak hingga 6 kali lipat, sementara Jawa Barat sebesar 13 kali lipat.

“Selain itu, angka positivity rate di Jakarta juga meningkat hingga 32 persen selama 30 hari terakhir,” katanya.

Namun, hal itu tentu tidak mengherankan lagi, mengingat kedua daerah tersebut memang provinsi dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan mobilitas penduduk yang tinggi. Meskipun begitu latar belakang dinamika penduduk tentunya bukan menjadi alasan untuk mewajarkan dan membiarkan keadaan yang berpotensi membahayakan jiwa.

Peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron cukup berbeda dengan varian Delta. Kedua varian itu tetap mempunyai risiko yang sama dan tetap mengancam nyawa manusia. “Bahkan, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih cepat daripada Delta,” tulis LaporCovid-19.

Berdasarkan grafik rerata tujuh harian angka kasus baru Covid-19, gelombang Covid-19 Omicron melesat lebih cepat daripada Delta selama 30 hari pertama. Jumlah kasus baru pada hari pertama gelombang Omicron (5 Januari 2022) sebesar 404 kasus, kemudian dalam waktu 30 hari menjadi 27.197 kasus atau meningkat sebesar 67 kali lipat.

“Berbeda jauh dengan gelombang Delta yang menunjukkan peningkatan jumlah kasus baru selama 30 hari hanya 2 kali lipat,” tutur dia.

Jumlah kasus harian pertama di awal gelombang Omicron sebanyak 404 kasus atau 10 kali lipat lebih kecil dari kasus harian pertama di awal gelombang Delta (4.184 kasus). Namun, dalam 30 hari jumlah kasus baru varian Omicron menjadi 3 kali lipat lebih besar dari varian Delta.

“Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa laju penularan Omicron terpantau 33 kali jauh lebih cepat dari Delta,” katanya.

Peningkatan kasus harian juga dibarengi dengan tren kasus kematian yang ikut merangkak naik selama 14 hari terakhir. Fakta tersebut merupakan sinyal bahaya sekaligus siaga agar tetap mematuhi protokol kesehatan, mempercepat progres vaksinasi, dan memperketat mobilisasi kembali.

Hal itu perlu dilakukan agar mampu mengurangi potensi bahaya yang mengancam keselamatan masyarakat. Selagi tren kematian terus meningkat, maka inilah fase bahaya terselubung yang menghanyutkan kewaspadaan masyarakat, ditambah asumsi bahwa situasi sudah aman. 

“Sebaliknya, kondisi ini akan mulai terlihat keparahannya ketika penularan kasus baru sudah semakin tidak terkendali. Dan kapasitas rumah sakit semakin menipis sebagaimana gelombang Delta memberikan hantaman keras bagi keselamatan masyarakat,” ujar tim LaporCovid-19.

LaporCovid-19 meminta agar pemerintah perlu kembali mengetatkan peraturan penerapan protokol kesehatan, pembatasan mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi, serta peningkatan jumlah testing harian sehingga dapat mengurangi laju penularan yang cepat.

“Pemerintah juga perlu memastikan kesanggupan infrastruktur pelayanan kesehatan dalam menghadapi kemungkinan terburuk dari puncak gelombang ketiga Covid-19.”

Baca: Update Covid-19 per 7 Februari: Kasus Bertambah 26.121, Meninggal 82 Orang

Eko Ari Wibowo

Eko Ari Wibowo

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Bergabung dengan Tempo sejak 2005. Kini menulis tentang isu politik, kesra dan pendidikan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus