Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Masjid Perlu Hadirkan Pesan Ceramah yang Terakses untuk Difabel

Simak apa saja aksesibilitas yang diperlukan oleh difabel saat beribadah di masjid.

1 September 2021 | 11.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi di masjid (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketersediaan aksesibilitas bagi jemaah difabel di tempat ibadah tidak hanya terbatas pada fasilitas dan infrastruktur bangunan. Ketersediaan akses penyandang disabilitas dalam materi kajian agama juga penting, terutama jemaah dengan disabilitas yang berkomunikasi dengan cara berbeda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aktivis budaya Tuli, Surya Sahetapy mengatakan, harus ada sebuah alat yang mampu menerjemahkan ucapan penceramah ke dalam sebuah tulisan. "Bentuk bisa seperti close caption yang muncul pada layar besar di dekat mihrab agar jemaah Tuli dapat mengakses pesan ceramah," ujar Surya Sahetapi dalam acara uji aksesibilitas di Masjid Istiqlal, Sabtu 28 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surya Sahetapy menjelaskan, banyak insan Tuli yang kesulitan mengakses kajian agama karena terbatasnya ketersediaan aksesibilitas komunikasi. Padahal, tak sedikit insan Tuli yang ingin belajar dan mengkaji agama secara mendalam. Namun pada akhirnya, mereka terkendala pada istilah agama yang sulit diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat karena tiada padanan kata atau konsep kata dalam bahasa Indonesia.

Anggota Komnas perempuan, Bahrul Fuad mengamini apa yang disampaikan oleh Surya Sahetapy. Sebagai pengkaji sekaligus penulis buku konsep Fiqih Disabilitas, Bahrul Fuad mencontohkan beberapa kata dalam kajian agama yang perlu dicari padanan kata atau konsepnya dalam bahasa Indonesia. "Misalkan kata ikhlas. Bila dibayangkan hanya secara visual, ini konsepnya tidak akan jelas seperti apa, sehingga harus benar-benar dijabarkan bagi teman Tuli," ujarnya.

Pengunjung salat di Masjid El Shifa yang ramah disabilitas, Ciganjur, Jakarta Selatan, 18 Mei 2019. Masjid ini menyediakan tempat wudu dan salat yang mudah diakses jamaah penyandang disabilitas. TEMPO/Cheta Nilawaty

Bahrul Fuad yang biasa disapa Cak Fu ini menyarankan setiap pengkaji atau penceramah membuat kodifikasi kata, semacam kamus atau buku saku yang memuat istilah agama beserta definisinya. "Terutama kata-kata atau istilah yang sering dipakai dalam ceramah," katanya.

Hingga kini, salah satu akses kajian agama bagi insan Tuli yang cukup mengakomodasi kebutuhan mereka adalah komunitas The Little Hijabi. Selain menyediakan penerjemah juru bahasa isyarat dalam setiap ceramah dan kajian agama, The Little Hijabi juga mencarikan padanan kata dalam bahasa isyarat untuk istilah agama yang sering dipakai.

Salah satunya, penerjemahan kata-kata dalam adzan yang pernah disosialisasikan pada peresmian masjid ramah disabilitas, Masjid El Syifa di Ciganjur, Jakarta Selatan. Pengurus masjid yang terletak di Jalan Moh. Kahfi I, Ciganjur, Jakarta Selatan, ini memberikan pelayanan yang memadai bagi jemaah disabilitas, di antaranya membolehkan pengguna kursi roda untuk salat sampai ke shaf depan dengan roda yang masuk ke bagian karpet di dalam masjid sampai membenahi toilet dan tempat wudhu agar mudah digunakan untuk difabel.

Baca juga:
Pengguna Kursi Roda Kerap Dilarang Masuk Masjid, Ini Solusinya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus