Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Megawati Kritik Pilkada 2024: Demokrasi Kini Terancam Mati

Ketum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, menyebut kedaulatan rakyat dalam pilkada serentak 2024 telah dimanipulasi hanya karena kekuasaan.

28 November 2024 | 05.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, mengkritisi penyelenggaraan pilkada serentak 2024. Dia menyebut, kedaulatan rakyat telah dimanipulasi hanya karena kekuasaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengklaim khawatir jika keadaan seperti ini terus terjadi di Indonesia pada masa yang akan datang. "Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara," katanya melalui pernyataan video pada Rabu malam, 27 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Megawati mengungkapkan sejumlah laporan di beberapa wilayah terkait pilkada yang dia terima. Misalnya Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya.

Dari Jawa Tengah, Megawati mendapatkan laporan betapa masifnya pengerahan penjabat kepala daerah. Tak hanya itu, ada pula laporan mengenai mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral.

"Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan," tuturnya.

Megawati menyebut, dia mengenal Jawa Tengah dengan baik, karena terpilih sebagai anggota DPR tiga kali dari sana. Jawa Tengah, kata dia, bukan hanya kandang banteng, namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme. 

Menurut dia, energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan. Namun ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, kata dia, terjadilah pembungkaman. 

"Apa yang terjadi saat ini sudah diluar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani," tutur dia.

Oleh karena itu, Megawati meminta seluruh simpatisan, kader PDI Perjuangan, serta seluruh rakyat Indonesia agar tak pernah takut menyuarakan kebenaran. Dia menegaskan, PDI Perjuangan tak akan berhenti memperjuangkan keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan.

"Pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hati nurani. Kita terus melakukan perlawanan secara terukur dalam koridor hukum, meskipun kita tahu, sekarang ini hukum semakin dibuat jauh dari keadilan," ujarnya.

Megawati juga menyebutkan lima imbauan terkait penyelenggaraan pilkada 2024. Pertama, dia mengimbau agar suara rakyat dijaga dan diamankan dengan sebaik-baiknya.

Kedua, Megawati mengimbau agar setiap bukti intimidasi aparatur negara dikumpulkan, terutama soal money politics. Dia ingin agar segala bukti ketidaknetralan penjabat kepala daerah dan tekanan yang diberikan kepada kepala desa dikumpulkan.

Imbauan ketiganya yakni mengumpulkan berbagai bukti mobilisasi bansos yang dilakukan secara masif. Keempat, dia mengimbau agar berbagai fakta penghadangan dikumpulkan, seperti yang terjadi di daerah Banten sehingga menyebabkan ketidakadilan.

"Kelima, terus galang kekuatan rakyat agar berani menyuarakan kebenaran," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus