Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2023 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi diisi dengan gelaran Pameran Karya dari para penyandang disabilitas. Peserta Pameran Karya Disabilitas 2023 ini berasal dari 8 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan 9 SLB di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Widin adalah salah satu peserta yang menampilkan karyanya. Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 8 Jakarta Utara itu memamerkan karya keterampilan kriya kayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya sangat menyukai kayu dari kecil, sehingga saya ingin terus membuat karya dari kayu ini dan berkreasi dengan kayu. Tidak ada tantangan bagi saya membuat kayu karena saya suka," kata Widin, penyandang tunagrahita dalam rilis Kemendikbud, Selasa, 12 Desember 2023.
Karya lain yang ditampilkan adalah seni mural hasil lukisan anak-anak penyandang disabilitas rungu. Arindra dari SLB Negeri 01 Jakarta adalah salah satu yang menampilkan karya lukisannya.
Arindra mengaku suka melukis sejak kecil. "Tidak ada kesulitan dalam melukis. Untuk ke depannya, saya ingin menjadi pelukis yang hebat bahkan sampai tingkat internasional,” kata dia.
Di stan lain ada karya lain dari SLB Negeri 06 Jakarta. Di sana ada karya seni lukis ecoprint buatan anak disabilitas rungu yang bernama Destin.
“Saya menyukai seni ecoprint ini dari sejak kecil. Saya belajar dari SMP kelas 7 mengambil keterampilan ini," kata Destin.
Destin mengaku tak banyak mengalami kesulitan dalam membuat karya seni ini. "Saya orangnya suka berkarya dan telaten dalam mewarnai ecoprint ini. Selanjutnya setelah lulus saya mau menjadi pengusaha seni ecoprint ini,” ujarnya dengan bahasa isyarat.
Guru SLB Negeri 06 Jakarta yang mendampingi Destin, Tika berharap kreativitas yang dimiliki oleh anak-anak disabilitas ini bisa menjadi bekal untuk masa depan mereka kelak. “Kami para guru mengharapkan agar anak-anak ini setelah lulus dapat membawa ilmunya di lapangan kerja selanjutnya dan lebih banyak kegiatan di sekolah," kata dia.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril mengajak seluruh ekosistem pendidikan untuk menghindari perilaku diskriminatif kepada siapapun, terutama kepada penyandang disabilitas. Sebab, mereka juga memiliki hak yang sama di mata masyarakat.
“Saya menekankan kepada seluruh masyarakat agar tidak membeda-bedakan penyandang disabilitas dalam mengakses pendidikan yang seluas-luasnya,” kata Iwan.
Iwan pun menyatakan Kemendikbudrsitek akan terus berupaya menciptakan satuan pendidikan yang ramah bagi anak-anak penyandang disabilitas. “Jadi, itu merupakan sebuah cara untuk bagaimana kita bisa mengedepankan semangat inklusivitas di semua satuan pendidikan di seluruh Indonesia,” ujarnya.