Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Memasuki hari senja

Buku tentang pak harto berjudul "the long journey from turmoil to self sufficiency" karya donald w. wilson telah terbit. diseminarkan di hotel hyatt aryaduta. isi buku umumnya bernada positif.

16 Juni 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH buku tentang Pak Harto terbit pekan ini, dan masalah suksesi pun kembali dibicarakan. Maklum, pengarang buku berjudul The Long Journey from Turmoil fo Self Sufficiency ini cukup yakin bahwa masa jabatan Presiden Soeharto yang sekarang adalah yang terakhir. Profesor Doktor Donald W. Wilson, 51 tahun, pengarang buku setebal 317 halaman ini, tentu punya alasan kuat di belakang ramalannya itu. Rektor Pittsburg State University, AS, ini mengaku sudah membaca lebih dari 200 buku tentang Indonesia dan Pak Harto sebelum menulis bukunya. Tulisnya tentang soal suksesi: "Saya percaya bahwa Presiden Soeharto akan, jika memungkinkan, membuat transisi ini pada masa akhir jabatan kelima atau masa jabatannya sekarang sebagai presiden." Tentu saja ini bukan ramalan harga mati. Sebab, seperti diakui oleh Wilson, hanya Pak Harto yang benar-benar tahu perkara ini. "Yang pasti, saya mendapatkan kesan dan saya yakin bahwa ia tak ingin menjadi presiden seumur hidup," katanya. Ini bukan satu-satunya hal tentang Pak Harto yang diyakini oleh pakar sejarah dan komunikasi Amerika Serikat itu. Ia juga yakin bahwa Pak Harto akan mampu mengantar terjadirnya suksesi itu dengan mulus, hingga kesinambungan keberhasilan Indonesia akan terus terjaga. Keyakinan yang lain masih banyak lagi terdapat di buku yang mempunyai 12 bab itu. Umumnya buku itu bernada positif, yang menggambarkan rasa kagumnya atas keberhasilan Pak Harto mengantar Indonesia dari suasana kacau-balau ke posisi yang stabil, lebih makmur, dan penuh harapan. Sederetan bukti berupa angka statistik yang memperbandingkan keadaan kesejahteraan Indonesia di masa awal Orde Baru dan 20 tahun kemudian banyak dipaparkan. Dan sebagian besar hasil itu, menurut Wilson, hanya mungkin tercapai berkat kepemimpinan Pak Harto yang piawai. Untuk memperkuat alasannya itu, Wilson tak hanya menulis tentang Orde Baru. Ia juga memaparkan latar belakang Indo- nesia sejak tiga ribu tahun silam hingga ke masa kini. Wilson juga memaparkan panjang lebar perbedaan kepemimpinan antara Soekarno dan Soeharto dan menulis panjang tentang peristiwa G30S-PKI. Tentu saja tak semuanya berisi pujian. Soal G30S-PKI, misalnya, tak cuma dibahas dari versi resmi Pemerintah RI, melainkan juga berbagai versi yang ada. Maklum, Presiden Soeharto sendiri memang meminta Wilson menulis secara obyektif. "Beliau sendiri mengatakan: silakan menulis seba- gai ilmuwan, dengan riset kepustakaan dan dengan mengunjungi Indonesia," kata Laksamana (purnawirawan) R.M. Mochtar, Direktur Yayasan Persada Nusantara yang menerbitkan buku ini. Mochtar sebenarnya mengenal Wilson secara tak sengaja. Empat tahun silam ia menengok anaknya yang bersekolah di tempat Wilson. Dalam acara perkenalan, sang rektor yang pernah tinggal di Bandung pada 1949-1955 ini menceritakan cintanya yang mendalam kepada Indonesia dan minatnya untuk menulis tentang Presiden Soeharto. Maka, Mochtar pun memperke- nalkannya kepada Jenderal Solihin dan almarhum G. Dwipayana, lalu Asisten Mensesneg untuk urusan media massa dan dokumentasi ini yang mempertemukan Wilson dengan Pak Harto. Pertemuan itu sempat berlangsung dua kali, tahun 1987 dan 1988. Dan hasil wawancara langsung yang langka itu memang memperkaya tulisan Wilson yang sempat belasan kali datang ke Indonesia untuk menulis bukunya. Lantas, 9 Juni kemarin ia bersama Mochtar dan Dr. F.H. Eman berjumpa kembali dengan Kepala Negara untuk menyerahkan hasil karyanya. Pemasaran buku ini memang disengaja dekat dengan hari jadi ke-69 Pak Harto. Bahkan, Selasa pekan ini diadakan seminar tentang buku ini di Hotel Hyatt Aryaduta, Jakarta Pusat. Seminar yang dibuka oleh Menko Polkam Sudomo ini menampilkan Sulaeman Krisnandhi dan Anwar Nasution sebagai moderatornya. Kehadiran pakar ekonomi Anwar Nasution, tampaknya, berkaitan dengan isi buku yang membahas luas masalah perjalanan ekonomi orde Baru. Sebab, menurut Wilson, tantangan paling berat yang dihadapi Presiden Soeharto dalam masa jabatannya adalah soal ekonomi. Itulah sebabnya judul buku yang dipilih adalah "Perjalanan Panjang dari Kekacauan ke Swasembada". Tapi bukan hanya soal ekonomi yang akan dibahas. Ramainya pembicaraan isu suksesi belakangan ini -- terutama dengan bocornya dukungan 21 tokoh Islam mendukung Pak Harto -- tentu merembet pula ke dalam seminar. Apalagi ratusan ulama di Jawa Timur telah menandatangani pernyataan yang sama mendukung kelompok 21. Adapun Pak Harto sendiri tampaknya belum memberikan jawaban pasti terhadap dukungan itu. Menjawab ucapan selamat hari jadi ke-69 ketika meresmikan serah terima sertifikat rumah susun di Klender pekan lalu, Pak Harto mengatakan "Satu tahun lagi saya sudah akan memasuki usia 70 tahun, walaupun sekarang pun menurut perhitungan tahun Jawa saya sudah masuk usia 71 tahun. Mudah-mudahan saya pun menyadari akan umur itu, dan tidak perlu Saudara-Saudara ragu-ragu di dalam melihat, memandang apa yang saya lakukan dalam menghadapi kehidupan saya memasuki hari senja, kalau sudah memang hukum daripada hidup demikian. Oleh sebab itu, saya terima kasih atas doa restu daripada Saudara dan rakyat lndonesia." Selain itu, Kepala Negara juga menambahkan, "Saya hanya ingin menggunakan sisa kepercayaan rakyat ini untuk mengabdi sebesar-besarnya kepada rakyat." Bagai menyambut ucapan ini, Pangab Jenderal Try Sutrisno, dalam acara tatap muka dengan pemuka masyarakat di Jawa Timur pekan lalu, mengimbau. "Mari semua pihak lapisan masyarakat ini membantu dan mendukung mandataris, kepala negara kita yang sekarang ini, yang masih Pak Harto. Ya, dukung dan dorong. Bantu sampai sukses Pelita V ini." Bambang Harymurti, Leila S. Chudori (Jakarta) & Zed Abidien (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus