Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Menag Nasaruddin Umar Tawarkan Gagasan untuk Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Menag Nasaruddin Umar menawarkan sejumlah gagasan untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Apa saja?

15 Desember 2024 | 11.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menilai saat ini berbagai peraturan yang ada belum dapat menurunkan kasus korupsi di Indonesia. Karenanya, ia menawarkan sejumlah gagasan untuk pemberantasan korupsi di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya akan mencoba memperkenalkan, bagaimana kalau kita menggunakan bahasa agama untuk menyentuh hati dan batin masyarakat kembali pada keluhuran fitrah kita sendiri," kata Nasaruddin dikutip dalam laman resmi Kemenag pada Ahad, 15 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nasaruddin berhipotesis bahwa semakin dekat umat dengan ajaran agamanya, pasti semakin aman negeri ini. Tapi semakin berjarak umat dengan ajaran agamanya, pasti risikonya banyak sekali.

"Karena itu, tantangan kita juga sekarang ini adalah bagaimana mengartikulasikan agama di dalam kehidupan sehari-hari," kata Menag.

Selain itu, Nasaruddin menilai, perlu menjadikan korupsi sebagai musuh bersama. Ia mencontohkan bagaimana misalnya menyikapi gratifikasi. Gratifikasi, kata Nasaruddin, bukan hanya bentuk benda, tapi menjanjikan pejabat dengan seorang perempuan kalau ingin dimenangkan tendernya.

"Kalau ini semuanya terjadi, (misalnya) mestinya jembatan bisa dipakai 50 tahun, tapi kok robohnya saat baru 5 tahun. Kenapa? Karena ada korupsi di situ," kata Menag.

Di situ, Nasaruddin menilai, bahasa agama menjadi penting. Bahasa agama mampu meredam dan mengeliminir korupsi.

Selanjutnya, agar gagasan pemberantasan korupsi dengan bahasa agama ini mewujud, Menag pun akan memulainya dari Kementerian Agama.

Ia mencontohkan terkait perjalanan dinas. Kemenag memiliki sekitar 82 perguruan tinggi negeri. Hampir setiap minggu ada seminar nasional atau internasional yang dilakukan oleh para rektor dan saling mengundang satu dengan yang lain.

"Kalau kita memenuhi undangan itu semua, jangan-jangan para rektor itu tidak pernah berkantor di kantornya karena setiap hari ada seminar nasional dan internasional di provinsi masing-masing. Habis tuh (untuk) biaya pesawat, anggarannya," ungkap Menag.

Karenanya, Menag lalu mengeluarkan keputusan, agar berbagai pertemuan tersebut termasuk Raker dan seminar dilaksanakan secara daring.

"Ternyata lebih positif. Jadi pertemuan kami di Kementerian Agama, para eselon I, para Kakanwil, dan juga para Rektor," kata Menag.

Hasil nyata pun mulai terasa. Sebulan sejak ia memimpin Kemenag, sekitar 50 persen anggaran perjalanan dinas pun berhasil ditekan. "Kami jumlahkan baru sebulan menjadi Menteri kami sudah berhasil menekan biaya perjalanan dinas itu lebih dari 50 persen. Tadi pagi saya dengan Pak sekjen, kira-kira angka penghematan kita karena memotong pertemuan-pertemuan internasional ini," kata Menag.

Menag juga mengaku tertarik dengan apa yang selalu dipesankan Presiden Prabowo bahwa kalau penghematan ini dilakukan di Indonesia, mencegah segala macam bentuk korupsi. "Maka kita bisa save sampai 40%. Bayangkan selama ini 40% itu ke mana? Hanya dinikmati oleh segelintir orang," kata Imam Besar Masjid Istiqlal ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus