Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo diduga positif corona.
Sejumlah kantor pemerintahan pun dikosongkan karena ada pejabat yang terkena Covid-19.
Di DPR, sejumlah legislator juga terkena corona.
RENDANG dan gulai ikan dikirimkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Andre Rosiade, ke rumah dinas Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada Rabu, 9 September lalu. Andre yang baru kembali dari Padang, Sumatera Barat, mendengar koleganya di Partai Gerakan Indonesia Raya itu positif terkena corona. “Di grup partai tidak ada pembicaraan soal kondisi Mas Edhy,” kata Andre saat dihubungi, Jumat, 11 September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari itu, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani membenarkan kabar bahwa Edhy terkena Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. Muzani, yang juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, mengatakan telah menelepon Edhy. Menurut dia, Edhy dalam kondisi baik. “Suaranya keras dan ketawa-ketiwi. Beliau hadapi dengan sabar,” ujar Muzani di gedung DPR. Sehari sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Perikanan DPR Daniel Johan mengaku mendapat kabar Edhy positif Covid-19 dari staf khusus Edhy pada Kamis, 3 September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabar Edhy terjangkit corona memang berembus sejak awal September lalu. Seorang pejabat di Kementerian Kelautan bercerita, suhu badan Edhy sempat naik ketika sedang berkegiatan di daerah. Membawa sejumlah rombongan dari Jakarta, Edhy mengunjungi Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Timur pada 28 Agustus-3 September lalu. Di Maratua, Kalimantan Timur, Edhy melepasliarkan tukik. Sedangkan di Maluku, dia bertemu dengan Gubernur Murad Ismail dan melantik penyidik pegawai negeri sipil. Edhy juga bertemu dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Laiskodat.
Dari foto-foto kegiatannya, Edhy beberapa kali melepas masker saat memberikan sambutan dan berfoto bersama. Menurut pejabat yang sama, begitu sampai di Jakarta, Edhy sempat dibawa ke rumah sakit, lalu menjalani isolasi mandiri di rumah dinasnya. Kantor Kementerian Perikanan pun ditutup selama dua pekan sejak awal September.
Edhy tak menjawab pertanyaan yang diajukan Tempo soal status positif corona. Begitu pula para pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan ramai-ramai mengunci mulut soal kabar itu. Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan Antam Novambar serta Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri Agung Tri Prasetyo tak menjawab panggilan telepon dan pesan yang dilayangkan Tempo. Anggota staf khusus Edhy, Andreau Pribadi, justru mengatakan dialah yang terjangkit corona. Andreu mengatakan Edhy sakit karena kelelahan. Hasil uji usap Edhy pun negatif.
Pun Istana tak mengumumkan Edhy positif Covid-19. Sikap ini berbeda dibanding pada pertengahan Maret lalu saat Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkena corona. Pratikno tak membalas pesan Tempo. Begitu pula juru bicara presiden, Fadjroel Rachman.
Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan seharusnya pemerintah dan pejabat publik tak menutupi kasus corona. Menurut Pandu, keterbukaan bakal memudahkan pelacakan terhadap orang yang telah berkontak dengan pejabat itu. “Jika tidak terbuka, justru membahayakan nyawa orang sekitar,” tuturnya. “Kena corona bukan aib. Pejabat publik seharusnya memberi contoh kepada publik.”
Di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sejumlah pejabat juga dikabarkan positif Covid-19. Dimintai tanggapan soal anak buahnya yang positif, Menteri Pariwisata Wishnutama tak merespons pertanyaan Tempo. Seorang petinggi di kementerian itu mengatakan ada pejabat eselon I yang terkena corona. Sebelumnya, pejabat itu melakukan perjalanan dinas ke Bali. Kantor Kementerian Pariwisata pun ditutup selama empat hari, sejak 8 hingga 11 September, untuk sterilisasi.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali juga dikabarkan pernah tertular virus corona. Kepada Tempo, Zainudin membenarkan jika uji cepat atau rapid test terhadap dia pada awal pandemi disebut menunjukkan hasil reaktif. Politikus Golkar itu memilih tak memberi tahu siapa pun soal hasil tes ini karena merasa reaksi uji cepat tersebut disebabkan oleh kelelahan. Hasil tes usap pun menunjukkan sebaliknya. “Rupanya, hanya kecapekan yang membuat rapid test jadi reaktif,” ucapnya.
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat juga positif Covid-19 dan tak mengumumkan secara terbuka. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Arsul Sani mengaku terpapar virus corona pada 20 Agustus lalu setelah menjalani tes usap. Arsul mengaku mengalami gejala ringan seperti flu dan sakit kepala. Dia pun buru-buru mengisolasi diri. “Sekarang sudah sehat lagi,” kata politikus Partai Persatuan Pembangunan itu. Sepekan sebelum tes usap, Arsul menghadiri geladi resik sidang tahunan MPR dan mengikuti rapat akbar parlemen yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Kini Arsul sudah kembali beraktivitas di parlemen.
Menpora Zainuddin Amali menyampaikan keterangan kepada wartawan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, 29 Agustus 2020. ANTARA/Puspa Perwitasari
Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bambang Wuryanto mengatakan ada anggota DPR dan staf partai banteng yang positif Covid-19. Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan itu bercerita, fraksinya menggelar tes cepat corona setiap pekan. Pada awal September lalu, ada satu anggota dan delapan anggota staf yang hasil uji cepatnya reaktif. Setelah itu, Fraksi PDIP mengadakan tes usap. Hasilnya, satu anggota dan tiga anggota staf positif terkena corona.
Menurut Bambang, anggota DPR yang positif adalah Abidin Fikri, yang bertugas di Komisi Kesehatan. Abidin tak merespons pesan dan panggilan telepon Tempo. Sedangkan anggota staf yang terkena corona adalah seorang sopir anggota DPR, tenaga ahli, dan petugas kebersihan di tempat kerja Ketua DPR Puan Maharani. Bambang membenarkan jika Fraksi PDIP disebut tak mengumumkan hasil uji usap itu. “Jangan membuat takut publik,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Ahmad Sahroni tak menampik kabar bahwa sejumlah anggota komisinya terpapar corona. Sahroni pun membenarkan ada sejumlah tenaga ahli dan staf di Komisi Hukum yang positif. Buntutnya, ruang Komisi Hukum ditutup sementara dan disterilkan. Sejumlah rapat pun dibatalkan. Sahroni mengatakan keputusan mengumumkan atau tidak merupakan hak tiap anggota DPR. Namun, menurut politikus NasDem ini, keterbukaan akan memudahkan pelacakan terhadap mereka yang pernah berkontak. Sebelumnya, anggota Komisi Hukum, Taufik Basari, positif terkena corona pada Agustus lalu dan mengumumkannya kepada publik.
Anggota Komisi Hukum DPR, Trimedya Panjaitan, mengatakan sejumlah koleganya di Dewan abai terhadap protokol kesehatan. “Memang kelihatannya beberapa kawan kurang berdisiplin memakai masker,” kata politikus PDI Perjuangan ini. Trimedya mendapat informasi sejumlah tenaga ahli, sopir, ataupun staf anggota DPR sudah terkena corona. “Kalau sudah banyak yang kena, mungkin bisa lockdown DPR,” ujarnya.
DEVY ERNIS, FRANCISCA CHRISTY ROSANA, HUSSEIN ABRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo