Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Mengusir setan rock

Satanisme berjangkit di as. praktek pemujaan setan dengan cara-cara menyiksa binatang atau memakai obat bius meningkat keras. kardinal new york, john o'connors, menuduh musik rock sebagai biangnya.

24 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SATANISME belum mati. Di aula sebuah gereja, seseorang mendebat pendeta. Ada jemaat yang memperhatikan mereka. "Tiba-tiba saya diberi Tuhan penglihatan lain," kata jemaat itu. "Sekejap terlihat mata orang itu bersinar hijau mengerikan. Seperti mata iblis." Pada saat yang sama, Pak Pendeta mengangkat tangan dan berteriak -- agaknya hendak mengusir setan. "Demi nama Tuhan Yesus...," serunya. Belum usai kalimat itu, si pendebat -- anggota sebuah sekte terlarang -- melompat dari kursinya, lari meninggalkan gereja. "Sejak itu saya yakin sekte tadi sesat," kata jemaat itu. "Setan menyusup dalam diri orang tadi." Jangan kaget, peristiwa itu terjadi di Jakarta, sebuah kota yang beranjak menjadi benar-benar metropolitan. Untunglah, hal yang bisa menghebohkan itu tak berkembang. Setidaknya tak sebagaimana yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini. Ada sinyalemen tak cuma dari pihak gereja, tapi juga dari pekerja sosial, bahwa satanisme sedang meruyak di AS. Kata Judith Schetchman, seorang pekerja sosial bidang kesehatan di St. Louis, Missouri, kepada majalah Time: praktek pemujaan setan dengan cara-cara menyiksa binatang atau memakai obat bius dilaporkan meningkat keras. Mungkin karena itu, Kardinal New York, John O'Connors, pekan lalu dalam khotbah Minggunya menyinggung-nyinggung soal setan. Ia mengambil contoh dari buku yang kemudian difilmkan, The Exorcist, yang laris pada awal 1970-an. Yang kemudian jadi berita utama koran-koran AS, Kardinal mengaitkan bangkitnya satanisme dengan musik rock. Kata John O'Connors dalam salah satu khotbahnya, "Hasutan untuk melakukan kekerasan secara kejam sedang meningkat." Secara khusus ia mengutip lirik lagu seorang penyanyi rock Ozzy Osbourne, Suicide Solution: "Anggur bagus tapi wiski lebih cepat/Bunuh diri berlangsung lambat dengan arak... bunuh dirilah satu-satunya jalan keluar." Musik Osbourne memang rada gila. Bekas penyanyi kelompok Black Sabbath ini acap tampil mengerikan di panggung. Misalnya dengan menggigit kepala kelelawar. Tapi terutama lirik-liriknya, yang membuat Kardinal O'Connors berpikir bahwa musik heavy metal dapat "menjebak orang, terutama remaja", untuk tercebur dalam praktek persetanan. Tapi, sebegitu jauhkah kaitan antara rock dan satanisme? Banyak yang menyangsikannya. Osbourne sendiri tentu saja membantah anggapan begitu. Ia menelegram Kardinal O'Connors, dan mengatakan bahwa sikap kardinal itu "melecehkan intelijensia penggemar rock di seluruh dunia." Namun, O'Comlors bukan tanpa pendukung. Pendeta Richard Rento dari daerah Clifton, AS, pun berulang kali bicara masalah satanisme di kalangan muda. Suatu waktu ia mendapati siswa berusia 15 tahun yang mencoba bunuh diri, mengigau ingin ketemu setan. Di lingkungan Katolik, praktek pengusiran setan dari orang "kesurupan" masih terjadi. Dalam pembaptisan juga terdapat formula pengusiran setan. Kalangan Pantekosta dan misionaris Protestan di pedalaman acap menjalankan ritual mengusir setan. Namun, kaum Katolik liberal menilai praktek semacam itu hal yang naif. Dalam Injil dikisahkan upaya iblis menggoda Yesus yang berada di rimba belantara selama 40 hari. Banyak pula kisah iblis yang lain. Tapi, kata Romo James J. Spillane, Direktur Pusat Penelitian IKIP Sanata Dharma Yogya, Al-Kitab tidak mendeskripsikan setan secara jelas. Itu sebabnya, tak jarang pemahaman tentang setan terpaksa menggunakan gambaran fisik. Suatu pemahaman yang menurut Pater Richard McBrien, kepala Departemen Teologi Universitas Notre Dame -- "pra-modern dan pra-kritis." Tapi, bagi sementara orang yang baru bisa menerima sesuatu lewat bukti fisik, penjelasan seperti itu kadang-kadang diperlukan. Masalahnya, bagaimana menjaga agar tak menjadi ekses. ZU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus