PARA pelari Indonesia yang kalah di Olimpiade Seoul mungkin perlu memanfaatkan alat baru ini: mobil mitra anding. Soalnya, promosinya saja menjanjikan ini: "Mesin ini kelak akan membawa atlet sebagai pemecah rekor baru". Alat baru itu berupa mobil mini, panjangnya 0,9 meter, dengan tiga roda. Satu roda yang di depan berfungsi sebagai roda kemudi. Garis-garis putih yang melingkar pada lintasan lari menjadi semacam rel, yang memandu arah mobll latlh ini. Ada sebuah sensor yang terpasang di depan roda kemudi. Sensor itu pintar menangkap pantulan warna putih dari bawah. Berdasarkan laporan dari sensor itu, komputer akan mengarahkan roda kemudi untuk terus mengikuti garis putih yang ada. Sebagai mitra latih, mobil itu tak pilih-pilih lawan. Bila harus mendampingi atlet kaliber internasional, dia bisa diprogram untuk berlari mengitari lapangan, sejauh 400 meter, dalam tempo 40 detik. Tapi, kalau hanya mendampingi atlet kelas lokal, dia bisa berlari lebih lambat. Mesin itu juga bisa menjadi penyambung lidah pelatih. Bila coach hendak menyampaikan instruksi pada atletnya, cukup angkat telepon, dan suaranya akan diteruskan oleh speaker yang pada mobil mini itu. Agar suara itu terdengar oleh sang atlet, lewat remote control posisi mobil bisa didekatkan pada atlet yang bersangkutan. Mesin mitra tanding itu digerakkan dengan batere. Dia belum diproduksi dalam skala pabrik. Untuk sementara, mesin ini masih dibikin dalam bengkel di Universitas Queens, Belfast, Irlandia Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini