Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Musibah bojongkoneng

Sebuah truk yang bermuatan amunisi yang sudah diapkir meledak di dopuspal V Bojongkoneng, Bandung. 18 orang meninggal. Penyebabnya kesalahan teknis. (nas)

23 Maret 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEDAKAN itu terjadi pada gudang nomor 27. Sekitar pukul 9 pagi 13 Maret. Jitu, dua truk amunisi yang sudah diapkir mulai dibongkar dan dimasukkan ke gudang Dopuspal V (Depo Pusat Peralatan V), Bandung. Depo ini merupakan intansi di bawah Janpalad aawatan Peralatan Angkatan Darat). Truk pertama beres. Pada waktu membongkar truk kedua - sekitar pukul 10 pagi - itulah ledakan terjadi. Tidak relas bagaimana dan mengapa ledakan terjadi. "Sebab, semua petugas yang ada di dalam gudang, berikut sopir truk yang berada di dekat truknya, meninggal," kata seorang petugas Gudbalkir (gudang pengembalian dan penyingkiran) Dopuspal V. Artinya, tidak ada saksi mata. Korban yang tewas: 12 orang anggota militer dan 6 karyawan sipil. Menurut kepala Penerangan Laksusda JaBar Letnan Kolonel Zumarnis Zein, musibah itu disebabkan kecelakaan teknis pada saat amunisi yang sudah tua itu diturunkan dari kendaraan ke gudang, untuk selanjutnya dimusnahkan. Musibah itu tidak menimbulkan kerugian baik materiil maupun personil terhadap masyarakat daerah itu, karena gudang itu jauh dari permukiman penduduk. Dopuspal V terletak di Kampung Bojongkoneng, diJalan Cikutra, Bandung, sekitar 1 km sebelah timur Taman Makam Pahlawan Cikutra. Kawasan sekitar 400 hektar dan dikelilingi pagar kawat berduri itu meliputi perbukitan berhutan kecil tempat 44 gudang amunisi yang sudah diapkir disimpan. Formasi gudang itu, 32 di antaranya dibangun pada zaman penjajahan Belanda, berbentuk tapal kuda, mengikuti bentuk bukit. Di pinggang bukit inilah gudang-gudang dibangun, di bawah tanah, beratap beton. Ledakan pekan lalu, menurut sejumlah penduduk Mekar Saluyu - desa di perbukitan Ciburial yang berjarak beberapa ratus meter dari gudang yang meledak - tergolong kecil dibanding ledakan yang pernah terjadi pada 1955 dan 1965. "Waktu ledakan pada bulan Maret 1965, dentuman terjadi terus-menerus selama dua hari satu malam," kata Unung, seorang petani Mekar Saluyu. Waktu itu semua rumah di Mekar Saluyu ambruk. Meski lebih kecil, ledakan pekan lalu itu lebih banyak menimbulkan korban. "Atap beton gudang runtuh. Semua korban dalam keadaan menyedihkan. Bahkan sampai pukul 12 malam, belum semua korban ditemukan," kata sebuah sumber, yang ikut menggali reruntuhan gudang dan mengumpulkan serpihan tubuh korban. "Untung, gudang yang sedang diisi itu cuma berisi seperempat bagian. Kalau berisi penuh, mah Kota Bandung bisa rusak," ujarnya lebih lanjut. Peluru yang meledak itu kabarnya peluru jenis penangkis serangan udara. Sehari setelah ledakan, pada Kamis siang yang mendung, jenazah ke-18 korban dimakamkan di Persemayaman Pahlawan Negara, salah satu bagian dari TMP Cikutra. Sabtu pekan lalu, di Dopuspal V diselenggarakan upacara pemberian santunan kepada para keluarga korban. "Kami menerima santunan uang sebesar satu juta rupiah. Selain itu anak kami dinaikkan pangkatnya dari I A menjadi I B," kata orangtua salah satu korban. Kabarnya, semua korban, termasuk anggota militer, mendapat perlakuan sama: uang santunan dan kenaikan pangkat anumerta. Ledakan amunisi pekan lalu tercatat yang ketiga dalam waktu enam bulan terakhir ini. Oktober tahun lalu gudang amunisi marinir di Cilandak, Jakarta, meledak dan menewaskan belasan orang. Sedangkan Januari lalu ledakan juga terjadi di gudang amunisi TNI AU di Madiun, kali ini tanpa korban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus