MUSIK country yang keluar dari kaset mobil sedang membuai 29 penumpang bis "Pemudi Express" yang kebanyakan tidur lelap, ketika tiba-tiba dentuman dahsyat membelah keheningan tengah malam, Sabtu pekan lalu. Sebuah ledakan telah menjebol lantai dan merobek atap bis yang tengah melaju dari Malang ke Bali itu. Bersamaan dengan semburan cahaya api dari arah pintu kiri bagian depan, berhamburan keluar potongan badan penumpang bercampur kepingan jok dan kaca jendela. Bis baru berhenti beberapa meter setelah membentur warung kosong di pinggir jalan. Setelah terjadi ledakan di bis N-470-UK itu - persis ketika memasuki Desa Curah Puser, Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, sekitar 20 km sebelah barat Banyuwangi - tiga penumpang ditemukan tewas seketika. Kepala dan bagian tubuhnya terlepas. Empat penumpang lamnya menyusul beberapa saat kemudian. Korban yang mengalami cedera gawat, termasuk sopirnya, Ahmad, sebanyak tujuh orang masih dirawat di RS Blambangan, Banyuwangi. Sisanya, yang hanya luka ringan sudah bisa pulang. Bis berangkat dari pangkalannya di Malang sekitar pukul 19.00. Penumpang yang naik dari agennya, Hotel Riche Malang, menurut pemiliknya Yayang Hardjawidjaja kepada TEMPO, tercatat 27 orang. Di Pasuruan, Kernet Anton, yang kemudian luka ringan, menaikkan dua orang, Achwan dan istri, mertua si sopir. Sekitar pukul 21.30, bis berhenti dan memberikan kesempatan kepada penumpang untuk makan di Paiton, Probolinggo. Ketika istirahat makan itu, menurut beberapa penumpang yang dihubungi TEMPO, ada dua orang penumpang yang tetap di atas bis. Dalam pemeriksaan Labkrim Polda Jawa Timur, bahan peledak terdiri dari potas dan belerang yang dipadatkan dalam tabung. Di dalam bis - satu di tengah dan dua di belakang - masih ditemukan bahan peledak dengan ukuran panjang 30 cm dan diameter 12 cm. Satu lagi ditemukan beberapa meter dari tempat kejadian. Di ujung bom itu terpasang detonator yang disambungkan dengan jam. Diperkirakan, menurut waktu yang disetel, bom itu akan meledak sekitar 25 menit lagi, saat bis kemulgkinan besar sudah berada di atas feri. Mungkin pemasang bom berniat meledakkan feri dan beberapa kendaraan yang menyeberang dari Ketapang, 23 km dari tempat musibah, menuju Bali. "Dugaan semacam itu bisa saja terjadi," kata Mayjen Soelarso, p?nglima Laksusda Ja-Tim kepada TEMPO. Kelihatannya, menurut pemeriksaan, sasarannya memang bukan bis itu sendiri. Kebetulan, menurut berbagai sumber, beberapa waktu lalu pihak Polda Nusra di Denpasar pernah mendapat ancaman bahwa akan terjadi peledakan di wilayahnya. Yang kini diusut ialah iapa pelaku peledakan itu. Seorang penumpang, Abdul Kadir Al-Habsyi, 27, dari Malang, kini ditahan Laksusda Ja-Tim. Ia diduga yang memasang bom itu. Konon, sekitar 3 km sebelum musibah terjadi, ia minta diturunkan. Penduduk setempat - setelah mendengar terjadi peledakan bis itu - mencurigainya. Polisi segera menangkapnya. Abdul Kadir, menurut istrinya, Jumat sore itu berpamitan mau mengurus mebel dagangannya ke Gresik. Sabtu malam, rumah kontrakan di Kebalen Wetan Malang digeledah polisi. Senin lalu, sehari penuh istrinya dimintai keterangan oleh polisi. Diakuinya, Abdul Kadir, yang ditangkap setelah ledakan bis itu, memang suaminya, salah satu mubalig dari masjid Al-Ichwan Malang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini