Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Nasib Pelda Dulmanan Dkk

Seorang kepala desa losari lor, cirebon, bersama ops tibda menindak beberapa warganya, pensiunan abri, yang mencoba melapor ke opstibpus. setelah diusut, telah terjadi penyelewengan oleh kepala desa. (nas)

31 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEGIATAN Opstib kini tak begitu terdengar lagi. Laksamna Sudomo barangkali lagi sibuk mengurus penglepasan 10.000 tahanan G-30-S. Tapi seperti pernah diakui sendin oleh ketua Opstibpus itu, kegiatan Opstibda di daerah-daerah belum bisa diandalkan. Di Jakarta, keselamatan si pelapor dijamin - satu hal yang sulit didapat di daerah. Salah-salah si pelapor malah yang diusut, seperti dicentakan dalam laporan ini oleh Aris Amiris, wartawan TEMPO di Cirebon. Disiniyangteriadi: seorang kepala desa yang slpil, di lar kebiasaan, bisa menindak anggota ABRI - yang melaporkan ketidak-beresan sang kepala desa. JUM'AT tengah malam 9 Desember lalu, Peltu Yusuf menggerebeg tiga pensiunan ABRI penduduk desa Losari Lor, kecamatan Losari, Cirebon. Mereka itu: Peltu AD Dulmanan (51), Serma AD Holil (47) dan Peltu Pol Harun (48). Ditahan selama empat hari di Kodim 0614 Cirebon, mereka dituduh "merongrong wibawa kepala desa Losari Lor." Selain mereka, juga ada tiga aparat desa Losari Lor yang diinterogasi: Pelda POM Tabri (56) yang nlengurus irigasi alias raksabumi Peltu Pol Rajuki (56), polisi desa dan tokoh KNPT setempat Syahr3 Royen (33) yang juga jurutulis kelurahan. Duduk soalnya dimulai 19 Oktober lalu ketika mereka mengirim laporan ke Kotakpos 999 Opstibpus di Jakarta yang menyangkut ketidak-beresan tata pengaturan desa oleh Haji Mahmuddin Syarif Hidayat (36), yang menjabat kepala desa Losari Lor sejak 1968 - yang mestinya sudah berakhir tahun kemarin. Malang tak dapat ditolak, rupanya laporan tersebut oleh Opstibpus diserahkan kepada Ostibda Cirebon. Barangkali karena merasa 'dilangkahi', maka mereka pun diusutlah. Tapi menurut Kas Dim 0614 Mayor Y. Rusmaya, "mereka tidak dapat membuktikan kebenaran dari laporan itu." Bintara Goblog Sejak dibebaskan dua minggu lalu, setiap malam kabarnya rumah mereka diawasi oleh para petugas. 'Ruang gerak kami jadi sempit sekararg," kata seorang di antaranya. Bagaimana kalau Opstibpus tidak menanggapi laporan itu? Mereka masih yakin bahwa jaring Sudomo akan beraksi di desa Losari Lor. "Sekarang mungkin belum waktunya. Tapi kami tetap menunggu," tambahnya. Mereka nampaknya bisa menunggu. Dalam tahanan, mereka terpaksa tidur di lantai. Bahkan petugas pemeriksa seperti Serka HS Saleh sempat menuding Peltu Dulmanan mencuri ikan di sebuah empang. Dulmanan adalah bapak dari 8 anak, yang tertua 27 tahun. Sejak pensiun tahun 1966, dengan uang pensiun sebulan Rp 30.000, ia menggarap sawah seluas seperempat Ha. "Dalam pemeriksaan selama empat jam itu, dan selalu ditunda-tunda, kami merasa sudah tidak lagi dianggap sebagai warga ABRI," ujar Dulmanan. Peltu satunya, Harun, dimaki sebagai "bintara goblog, dungu." Tapi Harun cuma berucap sabar: "Meskipun sudah pensiun, pangkat kami lebih tinggi dari Serka Saleh. Mestmya ia berlaku sopan terhadap orang yang lebih tua." Pernah menjadi polisi pemeriksa selama 20 tahun, Harun mengaku belum pernah memeriksa sekasar itu, "dan menggoblog-goblogkan tahanan." Dengan uang pensiunan Rp 51.400 yang diterimanya sejak 1975, kini Harun mencukupi kebutuhan ke enam anaknya sambil membuka warung kecil kebutuhan sehari-hari. Pengalaman para pensiunan ABRI nun di pelosok desa itu, mungkin juga lantaran kursi lurah Haji Mahmuddin Syarif Hidayat yang begitu kuat. Tapi menarik juga bagaimana kepala desa yang sipil bisa mengadu kepada Kodim untuk menindak anggota ABRI. Kata Mayor Rusmaya,Kas Dim 0614 Cirebon: "Biar mereka ABRI, tidak pandang bulu, kalau bersalah ya ditindak. Ini bukan soal ABRI atau bukan, tapi mereka merongrong wibawa pemerintah daerah." Namun toh Ka Pendam VI Siliwangi Letkol Abdul Salam, juga menerima pertanyaan sama dari anggota DP RD Kabupaten Cirebon: mengapa kepala desa yang sipil bisa menindak anggota ABRI. Jawab sang Letkol: "Kalau benar hal itu terjadi, artinya purnawirawan ABRI diinterogasi oleh ABRI hanya karena laporan kepala desa, tentu ada apa-apanya antara Koramil Losari dengan kepala desa." Kata Abdul Salam pula: "Kami akan usut kasus ini. Kalau ternyata kepala desa korup, kami akan menindaknya." Senin sore kemarin, lewat telepon dari Bandung, Letkol Abdul Salam menambahkan: Kodim 0614 Cirebon sudah mendapatkan data-data penyelewengan kepala desa Losari Lor. Senin kemarin itu Dan Dim 0614, Letkol Yoshu Sukardi, melapor ke Kodam VI Siliwangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus