Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Perayaan Natal di lokasi yang terkena dampak tsunami Selat Sunda tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Gereja-gereja sepi. Tak ada doa menjelang Natal."Biasanya, malam Natal kami selalu mengadakan doa bersama panitia. Tapi kali ini tidak," kata pendeta Markus Taekz saat ditemui di Gereja Kristen Pantekosta Rahmat, Labuan, Pandeglang, Banten, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gereja Kristen Pantekosta Rahmat terletak di kawasan Tanjung Lesung, Banten, yang terkena imbas tsunami pada Sabtu lalu. Biasanya ada 200 orang yang menjadi anggota jemaat gereja. Kini, sebagian besar jemaat yang berasal dari Pandeglang, Tanjung Lesung, hingga Sumur telah mencari tempat-tempat aman, misalnya di Jakarta. Panitia Natal yang berjumlah 10 orang ikut mengungsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski ratusan rumah terlihat tak berpenghuni, beberapa relawan yang datang merayakan Natal di posko pengungsian. Oki Junaedi, 21 tahun, misalnya, rela tak merayakan Natal bersama keluarganya di Tangerang."Saya Natalan di sini saja, bantu-bantu di posko pengungsian," katanya. Ketua Tagana Kota Tangerang, Bondan Kurniawan, mengatakan ada dua orang relawan lainnya yang juga merayakan Natal di posko pengungsian.
Di Makassar, jemaat Gereja Toraja Mamasa, Jalan Dirgantara, Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, merayakan Natal dengan membuka posko peduli bencana tsunami Banten dan Lampung."Kami menerima bantuan sembako dan pakaian laik pakai dari jemaat," ucap Sekretaris Gereja Toraja Mamasa, Aliyas Bandong.
Bantuan dari jemaat secara sukarela langsung diantar ke gereja dan selanjutnya dikirim ke Banten. Umat Kristiani, kata dia, ingin berbagi kasih di Natal tahun ini, apalagi dengan banyaknya musibah yang melanda Indonesia."Kami merayakan Natal secara sederhana dan ingin berbagi," ucap dia.
Seorang anggota jemaat, Marlina, mengatakan telah menyumbangkan bahan pokok dan pakaian untuk korban bencana di Banten. Ia memberikan bantuan secukupnya untuk membantu korban tsunami."Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat," kata Marlina.
Di lokasi lain, Natal berjalan seperti biasa. Polisi menerjunkan 35 ribu personel untuk mengamankan gereja yang disebar di semua tempat saat perayaan Natal 2018. Jumlah tersebut belum termasuk bantuan dari TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, petugas Dinas Perhubungan, petugas kesehatan, dan instansi lain yang berjumlah 45 ribu personel.
Kepala Kepolisian RI, Jenderal Tito Karnavian, merinci ada 13 kepolisian daerah yang menjadi prioritas pengamanan Natal karena jumlah umat Kristiani dan gereja di wilayah itu cukup banyak. Di antaranya adalah Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Polda Metro Jaya, Polda Jawa Tengah, Polda Nusa Tenggara Timur, Polda Sulawesi Utara, Polda Maluku, dan Polda Papua.
Pada sambutan Natal tahun ini, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa Indonesia ditakdirkan memiliki banyak perbedaan, dari soal suku, bahasa, hingga agama. Ia meyakini perbedaan ini bisa menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia."Perbedaan itu adalah kekayaan yang mempersatukan kita, menguatkan langkah kita menuju Indonesia yang maju," ucapnya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Natal perlu diterjemahkan ke dalam upaya konkret untuk memahami hakikat keragaman, menyadari luhurnya martabat kemanusiaan, dan pentingnya membangun peradaban. Ia juga mengajak semua orang bijaksana dalam menyikapi perbedaan."Ini agar terwujud kebersamaan penuh kedamaian," katanya. FRANCISCA CHRISTY ROSANA | AHMAD FAIZ | DIDIT HARIYADI | MAYA AYU PUSPITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo