Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom mengatakan, PGI akan mempertimbangkan dahulu ajakan pemerintah menjadi penasihat Daya Anagata Nusantara (Danantara). PGI, kata Gomar, perlu mencari anggota yang memiliki kapasitas untuk mengawasi Danantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini bukan soal yang mudah," kata Gomar saat dihubungi, Selasa, 25 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gomar mengatakan, PGI sejauh ini belum diajak berkomunikasi oleh pemerintah. Meski begitu, PGI menyambut baik pembentukan Danantara.
Menurut Gomar, Danantara dapat mengoptimalisasi aset yang terakumulasi menjadi sebuah kekuatan raksasa. Gomar juga menganggap pembentukan Danantara bisa menghindari tumpang tindih dalam berbagai aspek. "Hanya saja hal ini memerlukan pengelolaan dan pengawasan yang lebih serius," kata dia.
Gomar mengatakan, diajaknya ormas agama untuk menjadi pengawas merupakan kehormatan. Menurut dia, pengawas sebaiknya memang bebas dari kepentingan sesaat dan kepentingan-kepentingan tertentu. "Harus demi kepentingan bangsa," kata dia.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, organisasi masyarakat (ormas) agama akan dilibatkan sebagai penasihat pada struktur Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Hasan belum menyebutkan ormas yang akan menjadi penasihat. Dia meminta awak media menunggu. Sebab, Prabowo akan mengumumkan nama-nama penasihat dan pengurus pelaksana Danantara hari ini.
"Tunggu saja pengumumannya," kata Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta, 24 Februari 2025.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengajak seluruh mantan Presiden Republik Indonesia, seperti Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) untuk ikut mengawasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
“Danantara adalah kekuatan energi masa depan, dan ini harus kita jaga bersama. Oleh karena itu, saya minta semua Presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di dana ini,” kata Prabowo dalam sambutannya pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Sentul, Jawa Barat, Sabtu, 15 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, Presiden juga meminta organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk ikut mengawasi pengelolaan dana kekayaan negara di Danantara.
Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan BPI Danantara hari ini, 24 Februari 2025.
"Pada hari ini saya resmi meluncurkan Danantara Indonesia," kata Prabowo di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Senin, 24 Februari 2025.
Dalam peluncuran itu, Prabowo didampingi oleh sejumlah tokoh. Di antaranya, Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia Rosan Roeslani, Menteri BUMN Erick Thohir, Pandu Patria Sjahrir, dan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Dony Oskaria.
Dalam kegiatan ini pula hadir Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ketujuh Jokowi, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Boediono, dan mantan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Hadir pula pengusaha Chairul Tanjung.
Kegiatan peluncuran ini dihadiri oleh sejumlah ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju, pimpinan MPR, pimpinan DPR, pengusaha, perwakilan BUMN, ormas agama, hingga perwakilan kampus.
Melynda Dwi Puspita, Ni Kadek Trisna Cintya Dewi, dan Riani Sanusi Putri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Ormas Agama Diajak Jadi Penasihat Danantara, PBNU: Belum Ada Komunikasi