Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pakai bank

Dalam pelita ii kapasitas air minum ditingkatkan dari 17.000 jadi 29.000 liter/detik. peningkatannya akan dibiayai kredit bank dan apbn. diharapkan pelunasan kredit berasal dari uang langganan.

15 September 1973 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGURUS air minum rupanya tidak semudah mereguknya. Dan di tengah kerugian perusahaan-perusahaan Air minum yang umumnya diurus oleh pemerintah Kotamadya, kebutuhan penduduk semakin bertambah juga. Bukan karena "dunia nan semakin panas" ini menyebabkan orang semakin haus, tetapi karena sementara pertambahan penduduk terus meningkat, jaring-jaring pipa yang mengocorkan air itu konon sudah jauh tidak seimbang dengan hajat orang-orang zaman sekarang. Lebih dari itu, pipa-pipa yang sudah puluhan tahun terkubur dalam tanah itu kebanyakan sudah rusak dan membuat mubazirnya air karena kebocoran-kebocoran di sanasini. Bahkan ditunjukkan di beberapa kota usia pipa-pipa itu ada yang sudah mencapai 50 tahun lebih. Apa boleh buat kalau tetesan air bersih atau ledeng yang ada sekarang baru sempat dirasakan sebagian penduduk yang tinggal di kota-kota. Inipun masih belum seluruhnya. Sebab Samarinda, sebagai ibukota propinsi Kalimantan Timur, misalnya, barangkali baru dalam tahun ini memiliki PAM. Bagi penduduk di kota-kota kecil dan apalagi pedesaan, bersyukurlah karena pulau-pulau di sini cukup kaya akan sungai - sekurang-kurangnya karena di dasar buminya air masih dapat disedot. Tetapi untung pula sementara Menteri Kesehatan Siwabessy belum lama ini menjanjikan air bersih untuk penduduk pedesaan, Ir Rahmat Wiradisurya, Dirjen, Cipta Karya Departemen PUTL, mengungkapkan rencananya untuk meningkatkan kapasitas air minum dari 17.000 menjadi 29.000 liter per-detik dalam Pelita II nanti. Subsidi. Untuk menambah kapasitas serupa itu, rupanya tidaklah mudah. Sebab di samping perbaikan-perbaikan yang banyak harus dilakukan terhadap jaringan yang sudah ada. Jua persediaan biaya rupanya belum begitu menggembirakan. Tetapi karena kebutuhan ini termasuk yang tidak boleh tidak maka menurut Dirjen Cipta Karya perluasan itu kelak akan dibantu pula oleh bank di samping dari biaya APBN. Artinya kota-kota yang diprioritaskan untuk perluasan itu - seperti Jakarta Surabaya, Semarang dan Bandung, bakal menerima semacam kredit dari bank untuk membiayainya. Meskipun rancangan ini masih belum merupakankeputusan yang pasti, tetapi tentulah untuk melunasinya kepada bank diharapkan dari uang langganan yang diurus oleh masing-masing Perusahaan Air Minum. Sehingga soal kemudiannya tentulah bagaimana agar pengurusan perusahaan itu kelak benar-benar jadi bersih sehingga terbebas dari subsidi seporti yang masih terjadi selama ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus