Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjalani hukuman itu karena divonis bersalah dalam kasus penodaan agama terkait dengan Surat Al-Maidah. “Dua tahun bukan waktu yang cepat dan lama juga. Minimal ini program master, lulus kuliah,” ujar Basuki dalam kanal YouTubenya, Panggil Saya BTP, Jumat pekan lalu.
Dalam video selama 9 menit 27 detik itu, Basuki tampil bersama putra pertamanya, Nicholas Sean Purnama. Basuki, dalam video, menceritakan pengalamannya selama di penjara dan rencananya ke depan. “Pikiran dan hati dipengaruhi ucapan kita. Kita harus berusaha tidak menggunakan kata-kata negatif. Kalau negatif, hidup kita negatif,” katanya.
Basuki juga menyinggung agar tidak ada lagi yang memanggilnya “Ahok”. Ketimbang “Ahok”, dia memilih dipanggil “Basuki”, yang berarti beruntung. Permintaan serupa ia lontarkan pada 12 Agustus tahun lalu. Ia meminta dipanggil “BTP”, yang merupakan inisial “Basuki Tjahaja Purnama”.
Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, menyebutkan video yang diluncurkan Basuki itu adalah bidang barunya. “Dia mau cari uang,” tuturnya. Politikus PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan Basuki juga punya ketertarikan kembali masuk ke dunia politik. “Kalau masuk partai, dia pilih PDI Perjuangan,” katanya.
Basuki pun berniat membantu kampanye calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin. “Dia bahkan siap naik panggung kampanye untuk Pak Ma’ruf Amin,” ujar penyanyi jazz Teuku Adifitrian alias Tompi. Pernyataan Basuki itu terlontar saat dikunjungi Tompi di Mako Brimob, Selasa dua pekan lalu.
Lama di Dunia Politik
KARIER politik Basuki Tjahaja Purnama terbilang moncer sebelum ia tersandung kasus penodaan agama. Perkara itu muncul ketika Basuki maju dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Basuki maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
2004
Menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Belitung Timur dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru.
2005
Terpilih menjadi Bupati Belitung Timur 2005-2010. Ketika itu, Basuki baru menjabat anggota DPRD selama tujuh bulan.
2007
Maju dalam pemilihan Gubernur Bangka Belitung, tapi ia kalah.
2009
Terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar.
2012
Maju sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo. Jokowi-Basuki terpilih menjadi gubernur-wakil gubernur periode 2012-2017.
2014
Menjadi pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta sejak Juni 2014. Alasannya, Gubernur Joko Widodo maju sebagai calon presiden bersama Jusuf Kalla. Empat bulan kemudian, Basuki menjadi Gubernur DKI tetap karena Jokowi memenangi pemilihan presiden. Basuki berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat ketika memimpin Jakarta.
2016
Mendaftar sebagai calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 bersama Djarot. Pasangan ini kalah oleh Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
2017
Divonis dua tahun penjara karena menistakan agama Islam.
Rencana Setelah Bebas:
- Menjadi motivator
- Menjadi pembicara di dalam dan luar negeri
- Membentuk BTP Foundation
Kontroversi Remisi Pembunuh Wartawan
KEMENTERIAN Hukum dan Hak Asasi Manusia memberikan remisi kepada I Nyoman Susrama, pembunuh wartawan Radar Bali, A.A. Gde Bagus Narendra Prabangsa. “Karena berkelakuan baik dan telah menjalani masa tahanan sepuluh tahun dari vonis seumur hidup,” ujar Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Rabu pekan lalu.
Jenazah Narendra ditemukan mengambang di Teluk Bungsil, Padang Bai, Bali, pada 16 Februari 2009. Tubuhnya rusak akibat disiksa sejumlah orang yang diperintah Susrama. Satu tahun kemudian, Pengadilan Negeri Denpasar memvonis Susrama penjara seumur hidup. Yasonna menjelaskan, perbuatan Susrama bukan kejahatan luar biasa.
Aliansi Jurnalis Independen, Lembaga Bantuan Hukum Pers, dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia mengecam keputusan tersebut. “Pemberian remisi merupakan preseden buruk bagi perjuangan kemerdekaan pers dan demokrasi,” tutur Koordinator Divisi Advokasi AJI Yogyakarta Tommy Apriando.
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) menyerahkan bendera organisasi sepak bola Indonesia kepada Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono seusai menyatakan pengunduran diri dalam pembukaan Kongres PSSI 2019 di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Edy Rahmayadi Tinggalkan PSSI
EDY Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Ia mengaku kesulitan mengurusi pelbagai masalah di tubuh PSSI, termasuk pengaturan hasil pertandingan serta konflik suporter. “Gagal berarti saya. PSSI yang paling sulit selama 32 tahun saya berorganisasi,” ujar Gubernur Sumatera Utara itu dalam Kongres PSSI, Ahad dua pekan lalu.
Setelah Edy mundur dari jabatannya, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono ditunjuk menjadi pelaksana tugas Ketua Umum. Desakan menggelar kongres luas biasa (KLB) PSSI pun muncul. “KLB sangat perlu dan mutlak. Kalau seperti ini, PSSI tidak akan maju,” ujar Manajer Persatuan Sepak Bola Ngada Bernard Ferdinand Burah.
Manajer Madura FC Januar Herwanto mengatakan salah satu penyebab Edy mundur adalah kasus pengaturan hasil pertandingan yang melibatkan elite PSSI. Polisi tengah mengusut dugaan praktik mafia sepak bola ini.
Sulawesi Selatan Diterjang Banjir
SEJUMLAH daerah di Sulawesi Selatan dilanda banjir dan tanah longsor akibat tingginya intensitas hujan yang turun sejak Kamis pekan lalu. Akibatnya, 57 orang tewas, 24 hilang, 47 luka-luka, dan 3.321 lainnya mengungsi dari kediaman masing-masing. “Korban meninggal paling banyak dari Gowa, berjumlah 46 orang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Selatan Syamsibar, Kamis pekan lalu.
Selain Gowa, menurut Syamsibar, daerah yang terkena banjir serta tanah longsor adalah Kota Makassar, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Barru, Kabupaten Wajo, Kabupaten Maros, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Sidrap, dan Kabupaten Pangkep. Tim pencarian dan pertolongan serta pemerintah daerah kini sedang mengevakuasi para korban tanah longsor.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyebutkan salah satu pemicu bencana ini adalah pendangkalan sungai dan Waduk Bili-Bili di Gowa akibat pertambangan galian C di hulu Sungai Jeneberang.
Petugas Bawaslu melihat isi tabloid Indonesia Barokah, selain Media Ummat, buletin Kaffah dan tabloid Pesantren Kita, saat jumpa pers di Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jawa Barat di Bandung, Jumat (25/1). TEMPO/Prima Mulia
Gaduh Tabloid Indonesia Barokah
BADAN Pengawas Pemilihan Umum menemukan ribuan eksemplar Tabloid Indonesia Barokah dengan judul muka “Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik” tersebar di sejumlah daerah, di antaranya di Kuningan, Jawa Barat; Solo, Jawa Tengah; dan Yogyakarta. “Kami menemukan 726 eksemplar dari 320 masjid di Kabupaten Kuningan,” ujar komisioner Bawaslu Kuningan, Abdul Jalil Hermawan, Kamis pekan lalu.
Abdul menjelaskan bahwa isi tabloid yang memuat berita mengenai Prabowo, Obor Rakyat, juga aksi 212 itu berpotensi menimbulkan polemik di masyarakat. Bahkan, kata dia, di Kecamatan Cilebak, tabloid yang diterima salah satu pengurus masjid langsung dibakar.
Tim advokasi dan hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melaporkan peredaran tabloid tersebut ke Dewan Pers. “Isinya mengandung fitnah dan ujaran kebencian terhadap Prabowo,” ucap anggota tim advokasi, Nurhayati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo