Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEMBARI membetulkan leher kausnya yang sudah kendur, Iqbal Khusaeni memulai cerita penangkapan dirinya pada 20 Agustus lalu. Ia diringkus Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI di rumahnya di Cipayung, Jakarta Timur. Tuduhannya menembak Ajun Inspektur Satu Kushendratna dan Brigadir Kepala Ahmad Maulana hingga tewas di Pondok Aren, Tangerang Selatan, tiga hari sebelum penangkapan. "Saya diminta mengakui karena sketsa wajah tersangka mirip saya," kata Iqbal.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo