Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pelajar Indonesia di Australia Nyatakan Sikap Terkait Kondisi Pendidikan Indonesia

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia menyatakan prihatin dengan keadaan krisis yang sedang dialami oleh Indonesia.

21 Februari 2025 | 06.58 WIB

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menemui mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menemui mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia menyatakan prihatin dengan keadaan krisis yang sedang dialami oleh Indonesia. Utamanya yang berkaitan dengan kondisi pendidikan, yang juga menjadi salah satu poin yang dibawakan dalam aksi "Indonesia Gelap".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kami menyatakan solidaritas dengan rekan-rekan pelajar di tanah air," tulis PPI Australia dalam pernyataan resmi mereka seperti dikutip Tempo pada Jumat, 21 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ada beberapa hal yang menjadi pokok perhatian dari PPI Australia. Yang pertama adalah tidak dibayarkan hak tunjangan kinerja (tukin) untuk dosen dan tenaga pendidik di universitas.

"Kami mendesak pemerintah agar hak-hak dosen dan tenaga pendidik, termasuk tunjangan kinerja, harus diberikan sebagaimana mestinya," kata PPI Australia. 

Selain itu, mereka juga meminta agar pemerintah memastikan semua beasiswa pagi pelajar Indonesia yang bersekolah di luar negeri untuk tidak dicabut atau dikurangi alokasi anggarannya. PPI Australia menolak bilamana ada kebijakan yang justru berpotensi meniadakan program beasiswa tersebut. 

PPI Australia juga berpendapat bahwa ketentuan pemberian izin pengelolaan tambang bagi perguruan tinggi dalam Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba) untuk dicabut sepenuhnya. Hal ini dilakukan demi menjaga independensi kampus. 

"Keberlanjutan finansial perguruan tinggi tidak boleh mengorbankan independensi akademis," ujar mereka. 

Hal terakhir yang menjadi poin pernyataan PPI Australia adalah menuntut dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Terutama soal keamanan menu makanan yang diberikan untuk dikonsumsi. 

"Program ini telah mengalami masalah termasuk insiden keracunan seperti yang terjadi di Sukoharjo dan Nunukan," lanjutnya. 

PPI Australia menilai, pemerintah seharusnya menjadikan pendidikan sebagai sektor utama yang diprioritaskan, bukan sekadar menjadi pelengkap pembangunan. Lebih lagi, PPI Australia juga mengajak seluruh komunitas akademik, baik di Indonesia maupun Australia untuk terus mengawal kebijakan pemerintah terkait dengan pendidikan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus